Jakarta (Antara) – Pada acara Indonesia AI Day, Presiden Direktur Indonesia Oredu Hutchison (IOH) Vikram Sinha mengatakan pemerintah harus melakukan tiga hal agar Indonesia bisa mewujudkan potensinya menjadi salah satu pemain dominan di bidang kecerdasan buatan (AI). pasar.
“Saya rasa permintaan pertama saya agar Indonesia dapat mencapai semua ini adalah membangun landasan bagi kedaulatan AI. Saat ini kita memahami bahwa data adalah sumber daya utama dan harus dilestarikan serta dilindungi demi warisan dan budaya kita,” kata Vikram di Sid. Jakarta, Kamis.
Oleh karena itu, menurutnya, dukungan pemerintah baik dalam bentuk regulasi maupun insentif sangat diperlukan untuk memastikan dan mendukung terciptanya landasan kedaulatan AI.
Sebagai pemain di industri teknologi Indonesia, permintaan kedua Vikram untuk mendukung kelanjutan pengembangan kecerdasan buatan adalah dengan meningkatkan kemitraan dengan perusahaan swasta.
Menurutnya, hal tersebut berperan penting dalam perkembangan industri AI di Indonesia agar dapat berkembang pesat di Indonesia.
Terakhir, permintaan ketiga Vikram kepada pemerintah adalah mempercepat pertumbuhan talenta digital sebagai investasi terbaik untuk pengembangan AI.
“AI tidak akan efektif tanpa sumber daya manusia. Jadi investasi pada sumber daya manusia akan membuka potensi terbesar AI. Dan kami telah mengambil langkah kecil untuk menciptakan AI Center of Excellence. Kami memulainya di Solo dan kami ingin mewujudkannya di Jakarta juga akan di Jaipur. Akan membawa agar tidak ada yang tertinggal karena tidak ada yang bisa melakukannya sendiri,” pungkas Vikram.
Dalam hal pengembangan talenta digital, Indosat telah membuka pusat pengembangan AI di Solo melalui fasilitas Solo Technopark di Jawa Tengah bersama Nvidia.
Akses terhadap fasilitas serupa akan diperluas ke kota-kota lain di Indonesia untuk memperluas momentum kecerdasan buatan di Indonesia. Pusat pengembangan AI terdekat antara IOH dan Nvidia akan hadir di Jaipura, Papua pada Januari 2025.
Hal itu terkonfirmasi melalui bocoran yang diungkap Menteri Komunikasi dan Digital Mutya Hafid.
Leave a Reply