Lampung Selatan (ANTARA) – Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan hingga saat ini, pupuk bersubsidi telah tersalurkan secara nasional sebanyak 6 juta ton atau 127 persen dari alokasi awal.
Jumlah tersebut untuk seluruh pupuk seperti NPK, urea, dan organik, katanya di Rembuk Thani, Desa Tanjung Sari, Kecamatan Nattar, Lampung Selatan, Minggu.
Pada acara Konsultasi Thani yang dihadiri Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan, Gusrizal mengatakan pemerintah menambah kuota pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta pada tahun 2024.
Ia berharap perkiraan nasional penyaluran pupuk bersubsidi tahun ini mencapai 7,8 juta ton atau 165 persen dari alokasi awal.
“Alhamdulillah alokasinya bertambah dan untuk tahun ini kita salurkan dari 165 menjadi 170 persen. Kami berharap kondisi cuaca mendukung dan pendistribusian sampah berjalan baik,” ujarnya.
Pupuk Indonesia, lanjutnya, juga berkomitmen untuk memastikan pasokan dan distribusi pupuk tepat waktu untuk mendukung produktivitas tanaman.
Kami bersyukur ada tambahan alokasi sampah bersubsidi,” ujarnya.
Gusrizal menjelaskan, kebijakan peningkatan persebaran sampah dari 4,7 ton menjadi 9,5 juta ton disosialisasikan secara luas dan masif.
“Peternak terdaftar ada yang sudah mendapatkan manfaat maksimal dan ada pula yang belum mendapatkan manfaat maksimal,” ujarnya.
Gusrizal menjelaskan penambahan pupuk bersubsidi diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani.
Provinsi Lampung menjadi prioritas penyaluran pupuk bersubsidi ke luar Pulau Jawa, mengingat perannya yang strategis sebagai hub pertanian.
“Lampung Selatan, Lampung Tengah, dan Lampung Timur menjadi prioritas,” ujarnya lagi.
Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan mengapresiasi Pupuk Indonesia atas distribusi pupuk bersubsidi yang baik kepada petani khususnya di Lampung.
“Petani mengatakan harga pupuk tersebut terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujarnya.
Leave a Reply