Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Qatar sangkal tuduhan mundur sebagai mediator gencatan senjata Gaza

ISTANBUL (Miraj) – Qatar membantah laporan media bahwa mereka telah menarik diri dari perannya sebagai mediator dalam perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza, dengan mengatakan bahwa hal itu hanya dihentikan sementara.

Juru bicara resmi Kementerian Luar Negeri, Majid bin Mohammed al-Ansari, mengatakan dalam pernyataannya hari ini, Sabtu, bahwa “laporan media yang membicarakan penarikan Qatar dari peran mediator dalam perundingan gencatan senjata di Gaza adalah salah.”

Dia menambahkan bahwa Qatar memberi tahu kedua pihak 10 hari yang lalu dalam upaya terbaru untuk mencapai kesepakatan bahwa jika tidak tercapai kesepakatan dalam periode tersebut, upaya mediasi antara Hamas dan Israel akan dihentikan.

Pernyataan itu mengatakan Doha “akan melanjutkan upayanya dengan mitra-mitranya ketika kedua belah pihak menunjukkan kemauan dan keseriusan mereka untuk mengakhiri perang brutal dan mengatasi penderitaan warga sipil yang masih menderita.”

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan Doha tidak akan menerima arbitrase sebagai alasan pemerasan.

Menurutnya, sejak gencatan senjata pada awal November, terdapat taktik, termasuk mundur dari komitmen yang disepakati melalui mediasi, dan mengeksploitasi negosiasi untuk membenarkan kelanjutan perang demi mencapai “tujuan politik yang sempit”.

Al-Ansari juga menyebut laporan mengenai penutupan kantor politik Hamas di Doha “salah” dan mengatakan tujuan utamanya adalah sebagai “saluran komunikasi” antara pihak-pihak terkait, dan berpartisipasi dalam upaya untuk menjangkau saluran tersebut. Gencatan senjata awal. .

Ia menekankan perlunya media mendapatkan informasi dari sumber resmi.

Media internasional sebelumnya mengatakan Qatar akan berhenti melakukan intervensi antara gencatan senjata di Gaza dan perjanjian bebas sandera sampai Hamas dan Israel siap untuk melanjutkan perundingan, dan mengatakan kepada para pemimpin Hamas bahwa mereka tidak diterima di negara Teluk tersebut.

Kunjungan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blanken ke Timur Tengah selama seminggu baru-baru ini, yang berakhir pada akhir Oktober, tidak menghasilkan kemajuan.

Genosida Israel di Jalur Gaza dimulai ketika kelompok kemerdekaan Palestina Hamas melancarkan serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023.

Akibat penyerangan ini, pemerintah Zionis mengklaim 1.200 warganya tewas dan sekitar 250 orang disandera.

Sejak itu, Israel terus-menerus menyerang Gaza dan kampanye genosidanya telah menewaskan lebih dari 43.000 warga Palestina.

Negara Teluk Qatar bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Mesir untuk mengakhiri perang dan mengembalikan para sandera.

Anatolia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *