JAKARA – Wakil Perdana Menteri Australia Richard Marles menjelaskan bahwa peringatan keliling pemerintah Australia tentang risiko keselamatan di Bali hanyalah bentuk rekaman yang berhati -hati tentang penggunaan transportasi maritim.
“Saya tidak ingin menjelaskan kepada publik hal -hal besar yang terkait dengan perjalanan yang menarik. Ini hanya pembaruan rutin. Konten ini merupakan catatan yang hati -hati tentang penggunaan kapal atau pengiriman melalui laut,” kata Wakil Perdana Menteri Mars dalam deklarasi media Jakarta pada hari Kamis.
Wakil Perdana Menteri Mars mengatakan bahwa orang Australia sering pergi ke Bali dalam jumlah besar dan bahwa ia akan terus terjadi. Dia menekankan bahwa pemerintah Australia sangat menggembirakan dan menguntungkan untuk bepergian.
Namun, dalam 24 jam terakhir, kecelakaan kapal yang tergantung di Bali telah terjadi. Beberapa orang Australia terlibat dalam kecelakaan itu, tetapi tidak ada yang terluka dan semuanya dalam kondisi yang baik.
Itulah mengapa itu menjadi situs web resmi Sagrevelrs: Kementerian Luar Negeri memiliki layanan resmi pemerintah Australia dan telah melakukan peringatan untuk masalah perjanjian tersebut, yang bertujuan mengingatkan warganya untuk lebih penuh perhatian.
“Bali tetap menjadi tujuan favorit bagi orang Australia. Ini adalah bagian penting dari hubungan bilateral kami dan apa yang benar -benar kami dukung,” katanya.
Situs web SmartTraveler telah menerbitkan instruksi untuk melakukan perjalanan ke Bali pada 30 Mei 2025 dan tetap berlaku hingga 5 Juni 2025.
Beberapa warga meninggal karena tenggelam di daerah pesisir, karena gelombang besar dan di pantai -pantai populer, termasuk Bali, membaca pemberitahuan itu. Banyak pantai di Indonesia tidak memiliki Coast Guard.
“Kami memeriksa daya tarik perjalanan Indonesia dan terus menyarankan bahwa kami telah meningkatkan pengawasan,” demikian membaca situs web.
Sebelum memasuki Indonesia, SmartTraveler mengingatkan warganya persyaratan visa, kondisi masuk dan keluar. Termasuk, mempertanyakan paspor yang rusak karena banyak pelancong ditolak pintu masuk karena paspor dianggap rusak oleh air, air mata kecil atau air mata di halaman.
Pemerintah Australia juga meminta warga Australia yang berniat melakukan perjalanan ke Bali untuk membaca hukum setempat untuk memahami jenis perilaku yang dianggap ofensif dan tidak sopan untuk budaya, agama, tempat ibadah dan ritual tradisional setempat.
Leave a Reply