Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Menteri PU instruksikan penerapan teknologi IPHA di seluruh Indonesia

Jakarta (Antara) – Menteri Pekerjaan Umum (PU) memerintahkan Dodi Hanggodo untuk menerapkan setiap aula untuk menerapkan teknologi irigasi padi air (IPHA) di Indonesia.

“Teknologi IPHA adalah strategi penting untuk meningkatkan kinerja pertanian menggunakan metode waktu baru. Dengan IPHA, kami tidak hanya mengurangi penggunaan air tetapi juga meningkatkan kualitas dan hasil.

Ini menekankan komitmen Kementerian Pekerjaan Umum untuk meningkatkan implementasi teknologi irigasi padi air (IPHA) di Indonesia. Fase ini dilakukan dengan meningkatkan infrastruktur irigasi yang diberikan oleh pusat cekungan/BWS di berbagai daerah.

Dipercayai bahwa teknologi IPHA menghemat air dengan meningkatkan kapasitas produksi padi musim gugur. IPHA, yang secara berkala menggunakan metode irigasi, memungkinkan taman padi untuk melewati siklus basah biasa. Telah terbukti bahwa dari sudut pandang ini, air dihemat hingga 30 % dan produktivitas padi meningkat sebesar 169 % dibandingkan dengan metode normal.

Untuk mendukung keberhasilan IPHA, Kementerian Pekerjaan Umum mengembangkan sistem informasi berbasis air yang membantu petani dan petugas luar ruangan mengelola jadwal irigasi, memantau pembuangan air dan memberikan kemampuan kekeringan awal.

“Teknologi ini memastikan bahwa pengelolaan air lebih akurat dan efisien, sehingga hasilnya dapat ditingkatkan dengan meningkatkan IPHA,” kata Dodi.

Sebagai bagian dari implementasi IPHA Sosial dan Kuatkan, Selasa, 22 April 2025 akan ditampilkan di Java West, Area Irigasi (DI) dalam Teknologi IPHA, program ini bertujuan untuk menunjukkan dampak teknologi IPHA untuk meningkatkan kualitas beras musim gugur.

Dalam kegiatan ini, tiga dari 208 pameran yang diproduksi akan dihapus. Sampai saat ini, 18 pameran telah dipanen lebih lama dari produksi rata -rata metode tradisional.

Salah satu gudang makan yang telah diterapkan IPHA adalah area irigasi di Jawa Barat, yang meliputi Andromo, Serbone dan Majalingka. Dari 208 pameran dalam kisaran, 1525, 15 pameran dipanen dengan buah -buahan antara 6,48 ton/hektar. Produksi rata -rata mencapai 10,35 ton/gp hektar, yang jauh lebih tinggi dari cara normal.

Keberhasilan IPHA tidak hanya meningkatkan produktivitas beras, tetapi juga mencerminkan kemampuan besar untuk mendukung teknologi.

Dengan hasil yang lebih stabil dari 6 ton/hektar GKP, teknologi ini memberikan solusi berkelanjutan untuk pertanian Indonesia.

Keberhasilan implementasi IPHA dalam kisaran diharapkan menjadi model untuk daerah lain. Kementerian Pekerjaan Umum berharap bahwa efisiensi air irigasi dan peningkatan hasil dapat memiliki dampak signifikan pada keamanan pangan nasional dengan harmoni silang -mantel.

“Kami akan terus bekerja dengan pemerintah daerah, kelompok petani dan pihak lain untuk memastikan bahwa IPHA telah berhasil diimplementasikan,” kata Dodi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *