Jakarta (Antara) -Pemerintah Kota Administrasi Kota Jakarta Selatan melibatkan remaja untuk mewujudkan implementasi “Manggarai Bersholawat” untuk mengurangi kasus perkelahian di wilayah tersebut.
“Kami tidak ingin mangga ini menjadi tempat yang negatif karena sering ada kebisingan yang mengganggu. Oleh karena itu, kegiatan keagamaan akan dilakukan di sini secara teratur sesuai dengan bimbingan Gubernur DKI Jakarta,” kata Walikota Jakarta Selatan Muhammad Anwar pada hari Senin.
Anwar menjelaskan, program ‘Manggarai Bersholawat’ adalah gagasan DKI Jakarta -Gubernur Pramono Anung Wibowo sebagai salah satu pendekatan berbasis budaya dan agama untuk mengurangi jumlah ginger yang sering ditemukan di wilayah tersebut.
Dia mengatakan dia akan berkoordinasi dengan melibatkan semua lingkungan dan remaja untuk menjadi komite program ‘Manggarai Bersholawat’.
Namun, Anwar tidak dapat mengkonfirmasi waktu implementasi “Manggarai Bersholawat”.
“Kami ingin mereka bertanggung jawab untuk mengkondisikan daerah tersebut dan mengundang penduduk untuk bersama dalam kegiatan tersebut,” katanya.
RW 04 Ketua, Desa Manggarai, menambahkan Daud Haris, penduduk menyambut rencana untuk memegang program “Manggarai Bersholawat”. Selain itu, tujuan dari acara ini adalah untuk menjadi buruk dalam kebaikan.
“Semoga sinergi yang kami bangun dapat membuat Mangga lebih kondusif, dan tidak ada suara,” katanya.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo, mengungkapkan rencananya untuk memproduksi program ‘Mangga Bersholawat’ sebagai upaya untuk mengakhiri kebisingan yang sering ditemukan di daerah Mangga, Jakarta Selatan (Jakarta Selatan).
Penanganan pertempuran di lokasi tidak hanya berfokus pada program “Manggarai Bersholawat”, tetapi juga menyebar di lapangan olahraga, bekerja untuk penggunaan diri yang beragama.
Leave a Reply