JAKARTA (Antara) – Ekonom dan Kebijakan Nasional Pengembangan Jakarta (UPN) Achmad Nur Hidayat mengatakan bahwa kapasitas minyak dan perusahaan lokal untuk kerja sama dan perusahaan mikro di negara itu harus diperkuat.
Untuk mempertahankan harga minyak yang berkelanjutan dan dengan harga eceran tertinggi (HET), yaitu RP. 15.700 per liter, mengatakan bahwa kerja sama dan UKM harus dimasukkan dalam produksi minyak goreng orang, sehingga distribusi tidak dimonopoli dengan perusahaan besar.
“Partisipasi kooperatif juga bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mempertahankan harga yang berkelanjutan, pada saat yang sama memberdayakan orang,” menghubungi Achmad Nur Hidai di Jakarti pada hari Senin.
Dia juga menyatakan bahwa pemerintah harus membuka tanggung jawab dan data yang dikutip oleh banding publik untuk menangani penipuan dalam proses produksi dan distribusi.
Hal ini dimaksudkan bagi komunitas untuk dengan mudah melaporkan praktik penipuan di pasar dan menerima tanggapan cepat.
“Transparansi harga dan jumlah pasar minyak harus menjadi informasi publik yang dapat digunakan semua orang. Ini adalah bentuk kontrol sosial yang dapat memperkuat pengawasan negara,” katanya.
ACHMAD menyatakan bahwa pemerintah harus menghilang dengan kuat elemen yang hanya memberikan satu keuntungan dari keuntungan dalam produksi minyak manusia atau minyak.
Dia mengatakan bahwa jika pengawasan negara dan penegakan hukum lemah untuk proses produksi dan distribusi minyak, kesenjangan dapat digunakan untuk diuntungkan oleh individu.
“Jika pemerintah tidak segera mengikuti, dampaknya bukan hanya kerugian ekonomi, tetapi juga kerusakan pada kepercayaan publik (terhadap produk minyak),” tambahnya.
Ketika Anda mengunjungi Pasar Lenteng Agung, Jakart Selatan, pada hari Sabtu (8/3), Menteri Pertanian (Mentana) Andy Aman Sulaiman menemukan minyak dalam minyak dalam minyak yang tidak kompatibel dengan dosis. Selain itu, Menteri Pertanian juga menemukan bahwa tidak sesuai dengan aturan dan di atasnya.
Leave a Reply