Jakarta (Antara) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meningkatkan pendidikan keuangan Islam kepada masyarakat, salah satunya terjadi pada 23-31 Maret melalui implementasi Ramadhan Finansial Syariah (Syariah) 2025.
“Bentuk kegiatan, termasuk pameran, adalah program wawancara, program wawancara,” kata Direktur Layanan Keuangan, Pendidikan, Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis di Yakarta pada hari Rabu.
Telanjang dalam diperkenalkannya keuangan Syariah, yang diselenggarakan oleh pemerintah provinsi DKI Yakarta, mengatakan bahwa aktivitas “gerakan Syariah” termasuk bisnis untuk layanan keuangan dan perbankan Islam seperti pasar modal Islam.
Syariah Motion adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh OJK setiap Ramadhan. Tahun lalu, insiden serupa diselenggarakan untuk meningkatkan melek huruf dan partisipasi keuangan masyarakat.
Nuning mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan literasi dan keuangan Islam di Indonesia, yang masih dianggap lebih sedikit. Dia mengutip survei literasi nasional dan inklusi keuangan pada tahun 2024, dengan mengatakan bahwa Indeks Literasi Keuangan Islam di Indonesia adalah 39,11 %, sedangkan inklusif adalah 12,88 %.
Dia mengatakan bahwa angka -angka itu jauh di bawah indeks pendidikan keuangan tradisional, yaitu 65,43 persen, sementara meningkat sebesar 75,02 persen.
“Jadi itu benar -benar menjadi tugas kita di Indonesia, yang terutama Muslim, tetapi tingkat melek huruf dan persatuan masih rendah,” kata Nuning.
Sistem keuangan Islam dilakukan berdasarkan hukum Islam. Dalam hal ini, ada larangan metode bunga, yaitu peningkatan di luar pinjaman dengan penangguhan pembayaran.
Kemudian, perjanjian atau perjanjian dengan ketidakpastian. Selain itu, elemen spekulasi, yaitu, telah dikirim ke aset yang kalah dan kemudian telah dikirim ke partai -partai yang menang, yang juga telah dilarang dalam sistem keuangan Islam.
“Oleh karena itu, ini memberikan yang lebih aman bagi kita yang melakukan transaksi atau masalah keuangan kita sesuai dengan prinsip -prinsip keuangan Islam.”
Dia menambahkan bahwa tujuan keberadaan keuangan Islam adalah untuk memberikan seleksi kepada aktor keuangan sambil memberikan bantuan, keamanan, dan keyakinan.
“Misalnya, jika kita membutuhkan pembiayaan atau kredit, tanpa bunga atau perubahan dalam pengiriman setiap tahun, jadi menurut perjanjian, dari awal, misalnya, ini akan terjadi,” katanya.
Leave a Reply