Jakarta (Antara)- Pada pertemuan Forum Pengawasan Perikanan Stralia Indonesia-Australia (IAFSF), Fishing dan Australian Strallion Authority telah meningkat di Forum Pengamatan Perikanan (IAFSF).
“Forum tahunan ini mendefinisikan langkah -langkah kuat dari praktik ilegal, penangkapan ikan yang tidak diminta dan tidak terkendali (IUF) di zona ekonomi eksklusif kedua negara” dan pada saat yang sama bernegosiasi ” – sumber daya laut dan penangkapan ikan.
Dia mengatakan bahwa pada tahun 2024, banyak hal yang dibahas dalam IAFSF ke -24, dimulai dengan evaluasi implementasi program kerja.
Dia mengatakan bahwa di bawah pengawasan penangkapan ikan, kerja sama antara Indonesia-Australia Strelia memainkan peran penting dalam mempertahankan daya tahan sumber daya pantai, terutama di perairan perbatasan.
IPK mengatakan bahwa tahun lalu berbagai kegiatan dilakukan selama patroli terintegrasi, kampanye publik atau kampanye informasi publik (PIC), dan peningkatan kapasitas sumber daya untuk memantau praktik penangkapan ikan ilegal.
Sementara tahun ini kegiatan ini diikuti, informasi tentang patroli terintegrasi, gambar, pertukaran data dan pengamatan penangkapan ikan dan kemampuan pengawas perikanan dalam pengelolaan latihan IUF.
OAM, yang dipimpin oleh Troy Van Teanhoven, OAM, kerja sama Stralian Australia dilanjutkan dengan kerja sama Stralian Australia yang melanjutkan kerja sama Stralian Australia terus berlanjut.
Menurut Troy, selama sekitar 18 tahun, kedua negara telah memberikan manfaat menyelesaikan masalah penangkapan ikan dan harus ditingkatkan.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh Otoritas Manajemen Perikanan Stralian (AFMA), Australian Strallian Border Force (ABF), Direktur Intelijen Komando Perbatasan Maritim (MBC), CEO Australian Border Border Border (ABF) Australia.
Selain itu, para pemimpin kedutaan Strall Australia di Yakarta dan para pemimpin Direktorat PDSKP, menangkap perikanan, dan biro hubungan masyarakat dan para pemimpin kerja sama asing.
Sebelumnya, Mantra Sikti Wahoo Tanggono, Menteri Urusan Laut dan Perikanan, menekankan bahwa Indonesia akan berkomitmen untuk mempromosikan praktik penangkapan ikan yang bertanggung jawab, menurut Program Prioritas Ekonomi Biru.
Implementasi IAFSF ke -24 menunjukkan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Australia Strelia diperlukan untuk meningkatkan pengamatan penangkapan ikan yang lebih efektif.
Leave a Reply