Jakarta (Antara) – Kementerian Luar Negeri Indonesia bersikeras bahwa tidak ada kesepakatan atau negosiasi dengan partai mana pun, termasuk Israel.
“Pemerintah Indonesia tidak pernah membahas dengan pihak mana pun atau belum mendengar informasi tentang transfer ke Ghazan ke Indonesia, yang dilaporkan oleh banyak media asing,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rolles Somarat dalam pernyataannya pada hari Kamis.
Pada saat ini, judul Roy -roy mengatakan bahwa gencatan senjata Indonesia sedang mempromosikan saksi tahap kedua, dan awal bantuan kemanusiaan di Gaza dan akan mulai membangun kembali daerah tersebut.
Dia mengatakan bahwa lebih dari 100 gas di sektor konstruksi akan berada di Indonesia sebagai bagian dari Pilot Imigrasi Relawan.
Inisiatif ini mengatakan bahwa inisiatif ini diawasi oleh organisasi militer Israel Kojat (koordinator pemerintah), yang mengorganisir koordinasi kebijakan sipil dan kemanusiaan di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Jika Pilot Imigrasi Relawan berhasil, tanggung jawab program akan ditransfer ke Katz Israel, kepala pertahanan Israel, ke urusan imigrasi Israel.
Laporan tersebut menyatakan bahwa pilot bertujuan untuk menunjukkan utama imigrasi sukarelawan dan mendorong ribuan penaklukan untuk melakukan pekerjaan konstruksi di Indonesia.
Laporan tersebut menyatakan bahwa meskipun hukum internasional memungkinkan mereka untuk kembali ke Gaza setelah bekerja, tujuan besarnya adalah untuk memfasilitasi migrasi jangka panjang menurut kerja sama Indonesia.
Leave a Reply