Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

KAI-BPH Migas kolaborasi efisiensi penggunaan BBM subsidi di KA

Jakarta (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) bekerja sama dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk mewujudkan efisiensi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada transportasi kereta api.

Kehadiran kuota bahan bakar pemanas atau solar bersubsidi untuk pengembangan transportasi massal seperti kereta api sangat dibutuhkan, kata Wakil Presiden Humas KAI Anne Purba dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Ia mengungkapkan, penggunaan BBM bersubsidi pada kereta api diatur dalam Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Republik Indonesia Nomor 53/P3JBT/BPH MIGAS/KOM/2024 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan tersebut. . Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi nomor 94/P3JBT /BPH MIGAS/KOM/2023.

Keputusan tersebut menyangkut penetapan kuota jenis bahan bakar minyak tertentu, khususnya bahan bakar gas (solar), untuk sarana angkutan darat berupa kereta api umum penumpang dan barang pada tahun 2024, kata dia.

Dalam aturan tersebut, kuota jenis bahan bakar solar (solar) tertentu untuk sistem transportasi darat berupa kereta penumpang dan barang pada angkutan umum lokal adalah sebanyak 196.653 kiloliter pada tahun 2024.

Menurut dia, efisiensi penggunaan BBM bersubsidi ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mobilitas masyarakat sehingga mendorong perekonomian.

Dimana kereta api merupakan salah satu alat transportasi massal yang efisien untuk menunjang pergerakan pembangunan karena mampu mengangkut puluhan ton barang dalam sekali perjalanan dan melayani ribuan penumpang dengan cepat, tanpa macet dan aman.

“Kereta api merupakan salah satu alat transportasi masal yang memiliki banyak keunggulan, seperti: “misalnya terbebas dari kemacetan, hemat energi, pengurangan beban jalan, tingkat keamanan tinggi dan jadwal tepat waktu”, ujarnya.

Selain itu, penggunaan kereta api untuk angkutan barang juga memiliki banyak keunggulan dibandingkan angkutan darat lainnya, yaitu ramah lingkungan.

“Tentu saja pengembangannya memerlukan dukungan semua pihak yang terlibat. Salah satunya adalah dukungan pemberian kuota BBM bersubsidi untuk angkutan kereta api,” kata Anne.

Selain itu, Anne juga memasukkan BBM bersubsidi untuk angkutan kereta api sebanyak 196.653 kiloliter, awalnya untuk kereta penumpang sebesar 172.849 kiloliter,

Di posisi kedua, KA barang klinker berkapasitas 1.050 kiloliter; yang ketiga untuk kereta api parsel barang dengan berat total 2.529 kilogram; keempat, untuk kereta barang peti kemas dengan volume 15.539 kiloliter; dan peringkat kelima untuk kereta barang semen sebanyak 4.686 kiloliter.

Anne mengatakan, dibandingkan angkutan batu bara misalnya yang mengangkut 3.000 ton per hari dengan kereta api yang menempuh jarak 409 km, angkutan ini hanya membutuhkan 92 kereta (satu kereta bisa mengangkut 61 gerbong batu bara) dan mengonsumsi bahan bakar minyak sebanyak 4.629 liter.

Dibandingkan dengan 150 truk berkapasitas besar 20 ton yang masing-masing membutuhkan 22.125 liter minyak pemanas, tentu saja gambarannya sangat berbeda.

Menurutnya, perbandingan efisiensi bahan bakar kereta api dengan moda transportasi darat lainnya untuk angkutan barang tentu jauh lebih tinggi. Selain batu bara, kereta api juga membawa barang lain seperti kontainer, semen dan lain-lain.

Berdasarkan data panduan Defra/DECC GHG Covenrsion Factors untuk pelaporan perusahaan, penggunaan kereta api untuk angkutan barang menghasilkan efisiensi bahan bakar sekitar 79 persen dan penurunan emisi CO2 secara dramatis sekitar 99 persen, jelasnya.

Saat ini, lanjut Anne, pangsa angkutan barang kereta api baru 2 persen dari total angkutan barang darat di Indonesia.

“Logistik di Indonesia masih didominasi oleh angkutan darat dengan truk, sehingga justru menyebabkan kerugian jalan,” ujarnya.

Anne mengatakan, KAI akan memanfaatkan alokasi BBM bersubsidi yang ditetapkan pemerintah melalui BPH Migas untuk mendukung mobilitas angkutan kereta api barang dan penumpang.

“KAI akan terus bekerja sama dengan pemangku kepentingan terkait seperti BPH Migas untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi tersebut berjalan lancar dan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan sehingga tetap berpegang pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG),” jelas Anne. .

Anne menambahkan, KAI terus mengembangkan transportasi batu bara di Sumsel.

Dengan menyalurkan batubara secara lancar, aman dan ramah lingkungan melalui kereta api, KAI turut menjamin ketersediaan listrik bagi masyarakat khususnya di wilayah Jawa dan Bali.

Dalam mewujudkan transportasi batubara berkelanjutan untuk kepentingan masyarakat luas, tambah Anne, KAI terus melakukan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait.

Koordinasi dengan BPH Migas merupakan salah satu upaya KAI dalam memberikan pelayanan distribusi batubara yang optimal dalam mendukung pasokan energi nasional, kata Anne.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *