Jakarta (ANTARA) – Wayang sebagai warisan budaya tidak hanya sekedar hiburan, tetapi juga memiliki pesan moral dan etika yang mendalam bagi kehidupan manusia.
Hal ini ditegaskan budayawan Mohamad Sobary yang memahami film sebagai gambaran kehidupan manusia, bukan sebagai sumber pendidikan yang berdiri sendiri.
“Boneka hanyalah gambaran kehidupan manusia. Gambar bukanlah sumber, melainkan sumber kehidupan kita, namun kehidupan kita telah menjadi sebuah cerita dalam dunia sastra yang disebut wayang. Jadi gambar tersebut bukanlah sumber kiblat yang kita lakukan. “Kita sudah menjadi kiblatnya dunia perfilman,” kata Sobary saat diskusi budaya bertema “Nilai Moral dan Etika Wayang dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” di Gedung Kautaman Pewayangan, Jakarta, Kamis.
Dalam dunia sastra sendiri, fotografi dibandingkan dengan jenis sastra lain seperti cerita, puisi, drama atau film yang mencerminkan kehidupan manusia dalam berbagai aspek.
Dengan kata lain, gambar bukanlah sumber tingkah laku dan tingkah laku, melainkan kehidupan seseorang dan ajaran luhur yang ada di sana, kemudian digambarkan dalam bentuk wayang.
Sobary menjelaskan, ada tiga “kiblat” sebagai pedoman pedoman hidup. “Kiblat pertama adalah karya para penyair. Kiblat Kedua Kehidupan Ulama. “Yang ketiga adalah pendidikan agama,” ujarnya.
Dari ketiga sumber tersebut, wayang lahir dan berkembang sebagai sebuah film yang tidak hanya menghibur, namun juga mendidik masyarakat untuk memahami tradisi-tradisi yang harus diikuti.
Sobary menambahkan, wayang mempunyai kekuatan untuk mengajarkan moralitas berdasarkan bagaimana kita harus bersikap dalam kehidupan sehari-hari, tidak terbatas pada kondisi masyarakat dan bangsa.
Menurutnya, disiplin yang ada dalam dunia pewayangan tidak hanya berlaku pada individu, tapi juga pada pemimpin.
Pemimpin yang baik, seperti cerita di film, adalah pemimpin yang memahami dan menerapkan standar etika, adil dan bijaksana.
Dalam pengertian ini wayang dapat dipahami sebagai alat pendidikan yang baik, dimana segala tindakan dan keputusan masyarakat mempunyai konsekuensi yang mengajarkan masyarakat untuk memilih jalan yang benar.
Perilaku dalam wayang bukan sekedar berbicara tentang baik atau buruknya perilaku, namun bagaimana hidup dalam kesederhanaan, kejujuran dan tanggung jawab terhadap orang lain.
Oleh karena itu, film ini tidak hanya sekedar hiburan tetapi juga merupakan pengingat akan pentingnya perilaku dan perilaku dalam hidup, yang sejalan dengan ajaran luhur yang mengarah pada kebaikan dan keadilan sosial.
Leave a Reply