Jakarta (ANTARA) – Pusat Penelitian Konsumen Ganesha (PRK) menyatakan kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan galon polikarbonat daur ulang semakin meningkat karena dinilai lebih ramah lingkungan.
“Jadi selain aman dan praktis, tentu saja ramah lingkungan, ini menjadi alasan besarnya karena tidak harus menggunakan plastik baru di setiap kemasannya, sehingga lebih hemat jika menggunakan plastik,” ujar peneliti senior di Ganesa. Lembaga Riset Konsumen Pusat, Aan Rusdianto, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Aan mengatakan, angka penggunaan galon daur ulang ini berdasarkan survei terhadap 94 institusi mulai dari rumah sakit, kantor pemerintah, dan kantor berita di Jakarta, Bekasi, Depok, dan Tangerang secara umum, meski saat ini masih ada isu terkait Jakarta. BPA.
Sedangkan 5,32 persen menggunakan air mineral kemasan sekali pakai (AMDK) dan 5,32 persen menggunakan kedua jenis galon tersebut.
Penemuan ini, kata dia, membuktikan kesadaran masyarakat bahwa Indonesia sedang mengalami krisis sampah plastik. Penggunaan galon yang dapat digunakan kembali dapat membantu mengurangi tumpukan sampah plastik, terutama yang berukuran besar.
“Jadi bisa dibayangkan kalau galon-galon itu harus dibuang setiap hari, seperti rumah sakit, pemakaiannya selalu sangat tinggi. Artinya membuangnya setiap hari akan menimbulkan tumpukan sampah yang tidak perlu,” ujarnya.
Selanjutnya pada penelitian yang sama, 33 dari 36 rumah sakit menggunakan galon yang dapat digunakan kembali, satu rumah sakit menggunakan galon sekali pakai, sedangkan dua rumah sakit lainnya menggunakan kombinasi kedua jenis galon tersebut.
Kemudian, 32 persen dari 36 instansi di negara bagian tersebut menggunakan galon yang dapat digunakan kembali, dua instansi menggunakan galon sekali pakai, dan dua instansi lainnya menggunakan galon kombinasi.
Kemudian, 22 dari 25 kantor media menggunakan galon yang dapat digunakan kembali. Sedangkan dua gerai menggunakan galon sekali pakai dan satu gerai menggunakan dua jenis galon.
“Secara umum alasan mereka menggunakan galon daur ulang karena aman, praktis, tidak menghasilkan limbah tambahan dan tidak pernah ada satu pun keluhan selama ini,” ujarnya.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Spesialis Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengatakan, rumah sakit merupakan institusi yang sangat peduli terhadap mutu kesehatan, khususnya kemasan pangan yang baik.
Artinya, mereka boleh peduli terhadap rumah sakit hijau karena dalam konsep rumah sakit hijau tidak boleh ada limbah baik medis maupun non medis yang terbuang sia-sia dan pada akhirnya berdampak pada kesehatan lingkungan, kata Hermawa.
RS hijau merupakan bagian dari RS Kesehatan, lanjut Hermawa. Dimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif, mengutamakan standardisasi, penjaminan mutu, dan penjaminan mutu.
Namun Hermawan mengingatkan, galon yang dapat digunakan kembali harus sesuai SNI dan disimpan pada tempat yang benar, menjaga kebersihan, memperhatikan frekuensi pengisian ulang, dan tidak menyimpannya di tempat yang berisiko atau terkena suhu dan bakteri.
Leave a Reply