Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

BPS catat penduduk miskin Jatim turun 0,23 persen pada September 2024

Antara – Kepala Biro Statistik Tengah (BPS) Jawa Timur) menunjukkan bahwa populasi populasi orang miskin dibandingkan dengan 20 Maret 2024.

“Pada bulan September 2024, persentase miskin (Java Timur) 9,56% dan 0,23% ditolak pada Maret 2024,” katanya pada hari Rabu pada seorang parabaya.

Zulkipli mengatakan jumlah orang miskin pada bulan September 2024, dan jumlah orang miskin menurun sebesar 89 juta menjadi 3,98 juta.

Menurut tempat tinggal, jumlah orang miskin di kota pada Maret 2024 menjadi 1,56 juta pada September 2024 juta.

Untuk orang miskin di negara itu, 35.000 orang jatuh pada Maret 2024 hingga November 2024 menjadi 2,3 juta.

Ini menunjukkan bahwa persentase kemiskinan telah turun di daerah perkotaan 7,12%, sedangkan persentase kemiskinan telah turun di pedesaan 13,4%setelah 13,19%.

Zulkipli menjelaskan bahwa dalam hal ini, populasi adalah populasi yang rata -rata pengeluaran bulanan per kepala di bawah garis kemiskinan.

Garis kemiskinan mencakup garis garis nutrisi, yaitu. Pengeluaran makanan minimum setara dengan garis per kemiskinan, mis. Nilai pengembalian minimum perumahan, pakaian, pakaian, pendidikan, kesehatan, dll.

Mulai 20 September 2024, September 2024, Garis Foverty Java Timur tumbuh sebesar 2,17%, sebagai peran, sedangkan perannya lebih besar dari produk non-makanan, di atas 76,08%.

Zulkipli mengatakan lima makanan, memiliki kontribusi terbesar di daerah perkotaan, yaitu beras, memecahkan rokok Kreal, Kip Broiler, broiler zows dan kue basah.

Di pedesaan, garis kemiskinan digerakkan oleh lima makanan, yaitu nasi, rokok pisau yang disaring, telur murni, ayam murni dan gula.

Kemudian, ketika mereka terlihat di garis kemiskinan di garis kemiskinan di garis kemiskinan di garis kemiskinan di garis yang buruk di garis EAS, adalah 2,89% dari 20 Maret 2014, dan RP2.273.157 per bulan.

“Garis kemiskinan setiap keluarga adalah gambar yang harus dikeluarkan untuk memenuhi nilai rata -rata minimum dari kebutuhan mereka, bukan untuk mengklasifikasikan sebagai orang miskin,” kata Zulkipli.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *