Jakarta (ANTARA) – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat pada perdagangan Jumat karena membaiknya aktivitas dunia usaha di Amerika Serikat (AS).
Pada penutupan Jumat, nilai tukar Rupee melemah 63 poin atau 0,40 persen menjadi Rp15.647 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.584 per dolar AS.
Aktivitas dunia usaha yang ditunjukkan PMI AS lebih baik, sektor jasa mencatat ekspansi dan manufaktur terus mengalami kontraksi, kata Analis ICDX Taufan Dimas Hareva saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
PMI Manufaktur AS Global S&P meningkat menjadi 47,8 pada Oktober 2024, di atas perkiraan periode sebelumnya sebesar 47,5 dan 47,3. PMI Jasa Global AS S&P juga meningkat dari 55,2 menjadi 55,3.
Klaim pengangguran mingguan di AS turun tajam; Jumlah warga Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun 15.000 menjadi 227.000; Angka ini lebih baik dari ekspektasi para ekonom.
Gangguan akibat bencana alam seperti Badai Milton masih terkena dampaknya, namun penurunan tersebut mencerminkan kuatnya pasar tenaga kerja, kata Taufan.
Namun di sisi lain, ketidakpastian pasar tenaga kerja muncul akibat pemogokan massal 33 ribu pekerja Boeing yang memperburuk data angkatan kerja.
Dengan inflasi yang terkendali dan ekspektasi yang kuat terhadap Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan November 2024, pasar mulai memposisikan diri untuk pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.
Nilai Tukar Bank Indonesia (JISDOR) turun menjadi Rp 15.629 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.593 per dolar AS.
Leave a Reply