Surabaya (Antara) -east-Java, pemerintah kota Surabaya menjadikan pasar Karah Baru sebagai pilot pasar modern karena lebih bersih dan lebih nyaman untuk dibeli untuk masyarakat.
Eri Cahyadi, walikota Surabaya, Subabaya, mengatakan bahwa pasar ini adalah pilot pasar tradisional di Kota Pahlawan.
“Saya harap Anda memiliki semua pasar di Subaa, ya, jadi (modern).
Dia tidak menginginkannya, pasar tradisional untuk Surabaya adalah lumpur, kotor, bahkan cuaca terasa kelelahan, dan di masa depan dia berencana untuk secara bertahap mengubah stigma menjadi pasar tradisional.
Walikota Surabaya, yang dikenal sebagai Cak Eri, mengatakan pasar Karah baru memiliki empat area terpisah pertama, yaitu, di pasar kering, kemudian di area kedua ada pasar basah untuk penjualan makanan ringan pasar dan keempat adalah area makanan cepat saji.
“Jadi ada makanan ringan, tetapi dia (pedagang) tidak bertentangan dengan waktu pembukaan pusat pariwisata kuliner Karah (SWK) karena tidak di pagi hari,” kata Cak Eri.
Cak Eri menjelaskan bahwa pemerintah kota Surabayan (Pemot) tidak hanya membangun pasar modern, tetapi juga memberikan contoh sebagai pasar Karah Baru. Di pasar ini, pemerintah kota menyediakan keran air di setiap kabin pasar basah. Tujuan dari keran air adalah untuk membersihkan drainase dan memfasilitasi pemasangan pengolahan limbah.
“Ketika pasar selesai (ditutup), Petugas Pasar membuka kru, dan karena itu (drainase) memasuki drainase, itu bisa langsung di WWTP. Jadi itu tidak kotor dan tidak ada bau karena semua operasi pasar berhenti dan kemudian secara otomatis memasarkan pasar. Itu harus ditambahkan ke kipas, tujuannya adalah bahwa suasana pasar tidak terlalu panas, sehingga mereka yang membeli di pasar ini semakin nyaman.
“Ini adalah pasar memori saya karena saya mulai membuatnya di pasar Karah, terima kasih kepada Tuhan (masih ada pedagang), yang, ketika saya menikah dan membeli, masih ada di sana (pedagang).
Menurut Dewi Soeriyawati, kepala Kantor Koperasi Kota Surabaya Pengusaha Kecil dan Menengah (Dinkopumdag), pasar Karah Baru dikendalikan oleh pemerintah kota di bawah naungan Subaya Dinkopumdag. Sebelumnya, pedagang pasar Karah menjualnya di tepi Jalak Karah Agung dan tidak ada penjualan yang tepat.
Sekarang, Dewi melanjutkan, dan pedagang pasar Karara telah dipindahkan di tempat yang lebih tepat di pasar Karah Baru. Diketahui bahwa Pasar Cara yang baru memiliki 230 kabin.
“Pegunungan di area kering memiliki 122 kabin di dudukan basah, ada 48 kabin, area camilan pasar memiliki 24 kabin, dan ada 30 kabin cepat.” Kata Dewi.
Leave a Reply