PADANG (Antara) – Otoritas Layanan Keuangan Indonesia (OJK) mengatakan bahwa pada 13 Februari 2025, 15,35 juta investor berlokasi di pasar modal Indonesia atau total peningkatan 3,20 persen dari total investor pada akhir 2024.
“Jadi dalam hal permintaan atau permintaan konsumen, pasar modal Indonesia dengan cepat menarik untuk meningkatkan jumlah investor,” pengawas eksekutif pasar modal, kepala keuangan derivatif dan pertukaran karbon OJAC RI ONORO Jojadi pada hari Jumat di konferensi publik “konferensi sosial” pada hari Jumat.
Dari jumlah investor di pasar modal Indonesia, peningkatan tahun yang berkelanjutan. Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan yang signifikan mencakup 3.880.753 identifikasi investor tunggal (SID) atau jumlah identitas unik dari investor unik pada tahun 2020.
Pada tahun 2021, meningkat 92,99 persen, yang mencapai 7.489.337 Sid, meningkat sebesar 37,68 persen menjadi 10.311.152 SID pada tahun 2022. Pada tambahannya, pada tahun 2023 lagi pada tahun 2023 meningkat sebesar 18,01 persen menjadi 12.168.061 SID, dan pada tahun 2024, 22.22 persen menjadi 12.168.061 SID, dan pada tahun 2024, 22.22 persen menjadi hingga 12.168.061, dan pada tahun 2024, 22.22 persen hingga 12.22 hingga ke 12.168. 14.871.639 SID.
“Sebenarnya, jika kita melihat 15 tahun yang lalu, itu hanya bisa 300 ribu SIDS,” katanya.
Sementara itu, tergantung pada kelompok usia, pada 2024 desain kurang dari 30 tahun dengan persentase 54,83 persen dari komposisi.
“Jadi sebagian besar pemilik SID berada di bawah 30 dengan total aset RP54.12 triliun,” katanya.
Selain itu, persentase struktur 24,48 persen dari investor adalah 31 hingga 40 dengan total aset RP279,01 triliun. Selain itu, 41 hingga 50 tahun 12,02 persen dengan total aset RP198,28 triliun, 51 hingga 60 tahun antara 51 dan 60 tahun 5,71 persen RP290,75 triliun dengan usia 60 tahun.
Adapun pertumbuhan pasar modal Indonesia, ia mengatakan bahwa investasi di pasar modal menjadi salah satu opsi strategis untuk melindungi nilai properti dan untuk mendapatkan kapasitas manfaat permanen.
“Selain itu, di tengah semangat kondisi ekonomi dunia yang tidak pasti, penting untuk memiliki strategi keuangan yang panjang dan panjang untuk semua,” sarannya.
Ketidakpastian keseluruhan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti rendah dan rendah, tingkat bunga, tekanan inflasi dan mobilitas geografis, membutuhkan seseorang untuk lebih memperhatikan manajemen properti dan lebih berhati -hati dalam menemukan sumber pengembangan keuangan yang stabil.
Dia berkata, “Kami tidak hanya dapat menghemat uang dalam tabungan, karena akan dihapus oleh inflasi sehingga pasar modal dapat menjadi pilihan,” katanya.
Leave a Reply