JAKARTA (ANTARA) – Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa setelah ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga agresif bank sentral AS (FED) melemah.
Pada penutupan perdagangan Selasa, rupee melemah 47 poin atau 0,30 persen menjadi Rp 15.771 dibandingkan sebelumnya Rp 15.724.
“Beberapa data AS berada di atas ekspektasi sehingga meningkatkan ekspektasi perekonomian yang kuat. Hal ini akan memberikan tekanan pada ekspektasi penurunan suku bunga secara tajam oleh The Fed pada tahun 2025,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ekspektasi penurunan suku bunga tahun depan hanya sebesar 75 basis poin (bps), turun dari perkiraan The Fed sebesar 100 basis poin pada pertemuan September 2024, menurut data dari FedWatchTool.
Josua mengatakan, nilai tukar rupiah terdepresiasi signifikan seiring dengan menguatnya data AS dan meningkatnya ketidakpastian kondisi politik di Jepang.
Ketidakpastian perekonomian di Jepang bermula dari hasil pemilu Jepang pada 27 Oktober 2024, di mana partai berkuasa tidak memperoleh mayoritas di parlemen Jepang.
“Hasil pemilu di Jepang menunjukkan bahwa faksi pemerintah saat ini telah kehilangan mayoritas di parlemen, sehingga meningkatkan ketidakpastian mengenai cara mengatur pemerintahan,” katanya.
Nilai tukar Bank Indonesia Jakarta Interbank Dollar (JISDOR) melemah menjadi Rp 15.760 per dolar AS pada Selasa dari sebelumnya Rp 15.729.
Leave a Reply