Jakarta (Antara) – Asosiasi Ritel Indonesia (Circles) mengatakan bahwa bisnis ritel masih dapat bertahan, tergantung pada penghentian pekerjaan (PHK) yang mempengaruhi industri lain.
Presiden Cirram Roy Mandey optimis tentang fakta bahwa bisnis ritel masih akan tumbuh hingga 2024. Akhir dari akhir. Selain itu, industri ini bukan tenaga kerja yang dilanggar oleh berbagai masalah ekonomi.
“Kami belum melakukan pemecatan karena kami tidak menuntut banyak pekerjaan. Namun, dalam berbagai kasus kami memberikan informasi ketika kami berpikir perlu untuk menjaga sektor penyangga ekonomi, seperti industri ritel, penyangga ekonomi,” kata Roy pada hari Rabu.
Penutupan beberapa perusahaan di sektor ritel bukan karena perusahaan bangkrut. Tetapi ini biasanya ditentukan oleh transfer atau penggantian model bisnis.
Menurut Roy, penutupan bisnis ritel sebenarnya terjadi melalui Pandemi Covid-19. Tetapi kemudian banyak pengecer membuat efektivitas mengubah format bisnis.
“Setelah periode pandemi, kami mencoba menjadi efektif atau bergerak, atau kami bekerja dengan pemasok untuk diganti nama. Jadi kami harus bertahan hidup,” kata Riy.
Namun, Riy berharap memiliki subsidi gaji, subsidi suku bunga dan subsidi pajak fiskal untuk mendorong daya beli orang dan mempertahankan sektor ritel untuk terus meningkat.
Riy mengatakan itu terkait dengan perkiraan industri ritel pada tahun 2025, tergantung pada kantor baru, di mana pemerintah mulai menghidupkan kembali program -program lama dan juga makan makanan bergizi secara gratis.
“Pemerintah baru sekarang mulai mempromosikan industri ekonomi dengan memindahkan BLT, yang berlanjut, bahkan kemudian akan ada program makan nutrisi gratis, itu dapat menarik staf dan meningkatkan pendapatan,” katanya.
Leave a Reply