JAKARTA (ANTARA) – Kualitas udara Jakarta pada Minggu pagi ini membaik meski menempati peringkat 20 kota terburuk di dunia dan masuk kategori sedang. Berdasarkan data situs pemantauan kualitas udara IQAir pada pukul 05.20 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada pada angka 88 atau masuk kategori sedang dengan pencemaran udara PM2 5 dan konsentrasi 29 mikrogram per meter kubik. Angka tersebut menjelaskan bahwa tingkat kualitas udara tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan, namun mempengaruhi sensitifitas tanaman dan nilai estetika dengan kadar PM2.5 pada angka 51-100. Sedangkan tipe tidak sehat diperuntukkan bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia atau kelompok hewan sensitif atau dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman atau nilai estetika. Jadi tipe yang baik adalah tingkat kualitas udara yang tidak mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan serta tidak mempengaruhi tanaman, bangunan atau nilai estetika dengan tingkat PM2.5 0-50. Jadi, tipe tidak sehat dengan kadar PM2.5 200-299 atau kualitas udara dapat membahayakan kesehatan masyarakat yang terpapar. Terakhir, kualitas udara yang berbahaya (300-500) atau secara umum dapat menimbulkan bahaya kesehatan yang serius bagi penduduk. Kota dengan kualitas udara terburuk peringkat 1 adalah Lahore, Pakistan pada peringkat 543, peringkat kedua adalah Delhi, India pada peringkat 416, peringkat ketiga adalah Mumbai, India pada peringkat 187, peringkat keempat adalah Dhaka, peringkat keempat adalah Dhaka, Bangladesh pada peringkat 154, peringkat kelima. Lokasinya di Kairo, Mesir, nomor 137. Namun masyarakat tetap diimbau untuk memakai masker di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari kotornya udara di luar, dan menyalakan filter udara. Baca Juga: Sabtu Pagi, Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif Baca Juga: Meski Diguyur Hujan, Udara Jakarta Tidak Sehat Bagi Masyarakat Sensitif Baca Juga: Kualitas Udara DKI Jakarta Masuk Kategori Sedang pada Rabu Pagi.
Leave a Reply