Jakarta (ANTARA) – PT Pupuk Indonesia (Persero) memiliki program Kartini Thani Pupuk Indonesia yang mampu menanam sembilan ton beras organik per hektar atau tumbuh sekitar 34 persen dibandingkan panen sebelumnya, serta edukasi pertanian organik di Mulyaharja, Bogor. sebuah tempat di Jawa Barat.
Sejalan dengan visi dan misi Presiden Prabo Subianto yaitu Kemandirian Beras, program ini merupakan inisiatif PT Pupuk di Indonesia untuk memperkuat peran perempuan di bidang pertanian dan mendorong ketahanan pangan.
“Kartini Tani di Muliharaja dapat menunjukkan peran perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan hasil panen melalui program pemberdayaan. Kelompok perempuan di Muliharaja menyerukan perluasan pertanian berkelanjutan,” kata Teri Wahyodi, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia. Pengumuman resmi dilakukan di Jakarta pada Rabu.
Selanjutnya di Kecamatan Mooliharja, pihaknya melakukan pendampingan dan pendampingan terhadap Kelompok Wanita Tani (KWT) Tsiharashas bersama Persatuan Wanita Pekerja (PIKA) untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam pertanian organik, hidroponik, dan hortikultura. Untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing, sertifikasi beras organik akan diperluas dan dipromosikan.
Tri Wahyudi menambahkan, pupuk NPK Phonska Alam berbahan dasar mineral alami yang dapat digunakan dalam sistem pertanian organik digunakan dalam pengolahan tanaman pertanian organik di Mulyaharja yang diperkenalkan pada 3 Februari 2024.
Sementara itu, Direktur Jenderal PIKA Tata Rahmad Pribadi Kartini Thani Mulyaharja-Bogor, Indramayu, Banyuasin, Banyuwangi dan Magelang mengatakan, lima titik di kawasan itu dibuat khusus untuk memenuhi kebutuhan buah naga, melon, paprika dan bahan baku lainnya. .
Menurutnya, peran perempuan di bidang pertanian sangat penting, apalagi jumlah petani perempuan mencapai 14,4 persen dari total petani Indonesia.
“Kartini Thani bertujuan untuk memperkuat peran perempuan melalui langkah-langkah konkrit seperti penguatan kelembagaan, pengembangan usaha pertanian, peningkatan keterampilan dan digitalisasi usaha pertanian yang berkelanjutan,” ujarnya.
Ketua KWT Tsiharashas Umyati Kartini mengaku senang bergabung dengan Thani, salah satunya adalah meningkatkan taraf hidup keluarga, ilmu yang didapat dan pendapatan dari menanam padi organik menjadi lebih optimal.
“Kami hanya ibu rumah tangga. Dulu pengetahuan kami sangat sedikit, pekerjaan kami turun temurun dari orang tua. Setelah mengikuti pelatihan Kartini Thani, kami mendapat banyak pengetahuan dan menjadi lebih rasional dalam pengendalian hama. Bagus,” ujarnya.
Leave a Reply