Jakarta (Antara) – Anggota Satgas Koordinasi Gizi dan Penyakit Metabolik IDAI, Dr. Nurul Hafifah Cut, SpA (K) menggambarkan pentingnya seribu hari pertama kehidupan sebagai masa emas yang paling rentan bagi tumbuh kembang seorang anak.
Seribu hari pertama meliputi masa pembuahan sampai tahun pertama dan dua tahun pertama masa kanak-kanak, dan pada masa ini terjadi perkembangan pesat otak, sel saraf dan perkembangan fisik.
“Seribu hari pertama kehidupan itu beresiko. Di sini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, dimulai dari dalam kandungan 270 hari, kemudian tahun pertama dan tahun kedua ditambah, sehingga totalnya mencapai seribu hari, ” katanya. Dokter anak. Demikian saat ngobrol online di Jakarta, Selasa.
Noorul menjelaskan, mielinisasi dan pembentukan sel saraf berada pada puncaknya pada dua tahun pertama, artinya gangguan pada periode tersebut, baik dalam kandungan maupun setelah lahir, dapat memengaruhi kemampuan kognitif anak hingga dewasa.
Sedangkan perkembangan janin dalam kandungan sangat bergantung pada kesehatan ibu, persediaan makanan, dan lingkungan di dalam rahim.
Selain itu, faktor seperti kesehatan ibu dan gizi dapat mempengaruhi tinggi badan anak saat dewasa hingga 30 persen.
“Apa pengaruh lingkungan dalam kandungan ibu, lalu bagaimana nutrisi dari ibu ke janin, bagaimana plasenta, lalu ibu terkena penyakit, ibu kekurangan gizi, lalu bagaimana dengan janin itu sendiri? , ada kelainannya, misalnya “Penyakit itu ada penyebabnya secara genetik, mempengaruhi pertumbuhan janin di dalam rahim”.
Dalam dua tahun pertama setelah kelahiran, mereka menentukan sekitar 15 persen tinggi badan orang dewasa, merekalah yang berpengaruh utama dalam nutrisi, kesehatan dan vaksinasi.
Oleh karena itu, karena hormon tiroid berperan penting dalam metabolisme, penambahan berat badan, dan perkembangan kognitif, pemerintah telah mulai melakukan skrining pada bayi baru lahir untuk mengetahui adanya hipotiroidisme alami.
Menurut dr Nurul, banyak orang yang salah mengira bahwa faktor genetik adalah penyebab utama perawakan pendek orang Indonesia. Namun, pada seribu hari pertama kehidupan, gizi dan kesehatan anak lebih berperan dalam menentukan potensi tumbuh kembang dibandingkan faktor genetik.
Leave a Reply