Jakarta (ANTARA) – Di halaman Istana Merdeka, Jakarta, pada 23 Oktober 2019, dalam suasana santai, meski sedang duduk, Presiden Joko Widodo memperkenalkan para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Satu persatu para menteri mendekat begitu Presiden memanggil namanya, namun yang paling berkesan tentu saja ketika nama Zainudin Amali disebut-sebut sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Pasalnya saat itu, pesan Presiden kepada Zainudin Amali dikemas dalam dua kata sederhana yang kemudian mengubah wajah sepakbola Indonesia.
“Sepak bola, Tuan!” kata presiden datar lalu tersenyum.
Diucapkan dalam suasana santai, awalnya banyak yang mengira bahwa dua ucapan sederhana Presiden kepada Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2019-2023 hanya sekedar lelucon untuk memecah keheningan.
Namun kenyataannya sangat berbeda. Kamus ini rupanya memuat banyak hal penting, mulai dari menggambarkan betapa kisruhnya sepak bola Indonesia dahulu hingga strategi memajukannya menuju prestasi dunia di masa depan.
Pada masa jabatan pertama Presiden Joko Widodo, 2014-2019, sepak bola Indonesia lebih mementingkan persoalan di luar lapangan.
Masa itu bisa dibilang dikenang sebagai masa kelam sepak bola Indonesia karena masalah silih berganti datang silih berganti hingga penampilan seolah terhenti.
Pada April 2015, pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu, Imam Nahrawi, membekukan PSSI karena masih adanya permasalahan dualisme organisasi.
FIFA menilai kebijakan tersebut merupakan campur tangan pemerintah sehingga membuat FIFA juga memberikan sanksi kepada PSSI dengan mencabut hak keanggotaannya sehingga timnas dan klub Indonesia tidak bisa beraktivitas di semua kompetisi yang disponsori FIFA.
Tentu saja hal ini menjadi tamparan keras bagi seluruh pecinta sepak bola tanah air.
Lebih dari setahun kemudian, pada Mei 2016, mereka lega ketika mengetahui FIFA akhirnya mencabut sanksi terhadap PSSI dengan alasan pemerintah membatalkan skorsing organisasi yang didirikan pada 19 April 1930 itu.
Baru saja turun, sepak bola Indonesia kembali diterpa masalah baru sekitar dua tahun kemudian, ketika terungkap kasus pengaturan skor. Hal ini menyebabkan Satgas Sepak Bola Anti Mafia Polri menangkap anggota panitia eksekutif PSSI 2016-2020 Johar Lin Eng pada Desember 2018.
Kemudian, pada Maret 2019, Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono ditahan Satgas Antimafia Sepak Bola Polri karena dianggap merusak beberapa dokumen yang diduga terkait kasus pertandingan. fiksasi.
Kebangkitan
Sepak bola Indonesia berulang kali dirundung masalah. Presiden Joko Widodo sadar betul akan hal tersebut dan tak ingin olahraga terpopuler Tanah Air ini semakin terpuruk.
Langkah ini dimulai pada awal tahun 2019, ketika Presiden Jokowi mengesahkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang percepatan pembangunan sepak bola nasional. Sepak bola merupakan satu-satunya cabang olahraga di Indonesia yang mempunyai peraturan presiden khusus.
Isi penting Inpres tersebut adalah kerja sama antar kementerian dan lembaga untuk pengembangan sepak bola nasional.
Sebagai bentuk implementasi instruksi presiden tersebut, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Umum (PUPR) melakukan renovasi 21 stadion sepak bola di 11 provinsi sesuai standar internasional dengan biaya Rp 2,87 triliun mulai tahun 2024.
11 provinsi tersebut adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Stadion yang direnovasi mulai dari Stadion Harapan dan Stadion Dimurthala di Aceh, Stadion Utama Sumut dan Stadion Teladan di Sumut, Stadion Bumi Sriwijaya di Palembang, Stadion Kanjuruhan di Malang, hingga Stadion Segiri, Samarinda.
Pemerintah juga memberikan dana APBN untuk pengembangan sepak bola kepada PSSI melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Pada tahun 2024 misalnya, pemerintah akan mengalokasikan dana sebesar Rp127,1 miliar untuk menutupi biaya perlengkapan dan pengoperasian Pusdiklat PSSI di Ibu Kota Negara (IKN), balai latihan timnas putra dan putri baik di dalam negeri maupun di luar negeri. serta berbagai kegiatan dan kompetisi. seperti Liga 3 Indonesia, selain meningkatkan pengetahuan teknis dan tata kelola sepak bola dengan pelatihan pelatih dan wasit.
Perhatian besar pemerintah memberikan titik terang bagi perjalanan sepak bola Indonesia, meski kegelapan tengah menyelimuti Indonesia berupa pandemi COVID-19.
Pada tahun 2020, seluruh pertandingan sepak bola nasional harus dihentikan karena merebaknya penyakit pernapasan yang sangat menular ini.
Namun berkat koordinasi yang erat antara PSSI dan pemerintah Indonesia, kendala demi kendala bisa perlahan dihilangkan.
Bulan ketiga tahun 2021, dengan dukungan penuh pemerintah Indonesia, sepak bola Indonesia kembali melalui turnamen pramusim Piala Menpora. Tak hanya itu, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, pemerintah sangat mendukung persiapan tim nasional mulai dari kelompok umur hingga senior, putra dan putri, dalam kondisi pembatasan akibat pandemi.
Hasilnya tidak main-main. Berkat latihan di masa pandemi, tim senior lolos ke Piala Asia 2023 dan tim U-20 lolos ke Piala Asia 2023. Kemudian, tim U-16 menjadi juara Piala AFF 2022 dan tim putri lolos ke Piala Asia. Piala Asia 2022 untuk pertama kalinya dalam 32 tahun.
Ketua Umum PSSI 2019-2023 Mochamad Iriawan menggambarkan situasi masa pandemi seperti “slide” atau slide.
Ibarat roller coaster, turunannya curam dan pendakiannya curam, kata Iriawan.
Bersamaan, online
Hubungan yang semakin harmonis antara pemerintah dan PSSI sejak tahun 2019 membawa berkah bagi sepak bola nasional.
Sepak bola Indonesia seakan sudah lepas dari belenggu yang membelenggu kakinya. Ketua Umum PSSI periode 2019-2023 Mochamad Iriawan dan periode 2023-2027 Erick Thohir menunjukkan keduanya mampu berbaris bersama dan sejalan dengan pemerintah untuk memajukan sepak bola nasional.
Seperti saat PSSI merekrut Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas Indonesia, pemerintah mendukungnya dengan bantuan dan sederet kemudahan agar ahli strategi asal Korea Selatan itu merasa nyaman dalam menjalankan tugasnya.
Banyak prestasi yang mampu ditorehkan Shin juga bersama tim Garuda, julukan Timnas Indonesia, seperti mengantarkan Indonesia ke putaran final Piala Asia dua kali berturut-turut yakni Piala Asia 2023 dan Piala Asia 2027.
Di Piala Asia 2023, Shin mengantarkan Indonesia ke babak 16 besar untuk pertama kalinya sepanjang sejarah keikutsertaan Garuda di ajang tersebut.
Yang patut diingat, Shin membawa timnya lolos pertama kali ke Piala Asia U-23, tepatnya Piala Asia U-23 2024, dan langsung mengantarkan timnya melaju ke babak semifinal.
Shin pun menaikkan ranking FIFA timnas Indonesia dari peringkat 173 menjadi 133 (data FIFA per 18 Juli 2024).
Tak berhenti sampai disitu, tim Indonesia yang dibimbing oleh Shin Tae-yong melaju ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, di mana Indonesia mampu menghadapi Arab Saudi (peringkat 56 peringkat FIFA) di klasemen. kantor pusatnya, Jeddah. , dengan skor 1-1 dan bersama Australia 0-0 (posisi FIFA 24) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada babak Grup C.
Performa baik dan hubungan baik antara PSSI dan pemerintah membuat FIFA mempercayai Indonesia untuk menyelenggarakan turnamen dunia, khususnya Piala Dunia U-17 2023.
FIFA juga memberikan dana hibah sekitar Rp 85,6 miliar untuk membantu Indonesia membangun pusat pelatihan nasional di ibu kota nusantara (IKN).
Tak hanya itu, FIFA juga akan meresmikan kantornya di Jakarta yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada November 2023.
Keputusan FIFA membangun kantor permanen di Asia, di Jakarta, menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengembangkan dan memajukan sepak bola Indonesia secara global, kata Presiden Joko Widodo.
Rentetan prestasi yang diusung secara gemilang dalam pembangunan sepak bola nasional beberapa tahun terakhir kini mulai membuahkan hasil.
Optimisme kini kian besar terhadap masa depan sepak bola Indonesia. Mulai ada sisi positif dalam mewujudkan impian tampil di pentas utama sepakbola dunia.
Leave a Reply