Jakarta (ANTARA) – Bagi penderita diabetes, pengaturan gula darah seringkali terfokus pada apa yang dimakannya, namun penelitian baru menunjukkan waktu makan juga penting.
Dikutip pada hari Selasa di jurnal Medical Daily, sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa makan dengan batasan waktu, sebuah strategi penurunan berat badan populer yang membatasi makan pada jam-jam tertentu, dapat secara signifikan meningkatkan kadar gula darah pada penderita diabetes.
Perubahan pola makan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, serta olahraga dan perubahan gaya hidup, merupakan garis pertahanan pertama bagi penderita diabetes. Namun, rencana diet yang dipersonalisasi ini seringkali rumit, tidak efisien, atau bahkan tidak efektif.
Jika rencana diet pribadi tidak berhasil, para peneliti dalam studi terbaru merekomendasikan untuk menerapkan pola makan dengan batasan waktu sebagai strategi diet alternatif. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Research and Clinical Practice.
Makan dengan batasan waktu atau puasa intermiten melibatkan pembatasan waktu makan selama beberapa jam (4-10 jam) dan berpuasa sepanjang waktu lainnya. Diketahui membantu penurunan berat badan, suasana hati, gula darah, tekanan darah dan tidur.
Para peneliti melakukan penelitian selama enam bulan untuk memahami efek dari pembatasan waktu makan pada penderita diabetes dan untuk melihat apakah manfaatnya dibandingkan dengan rekomendasi diet tradisional. Penelitian ini melibatkan 52 pasien diabetes tipe 2 berusia antara 35 dan 65 tahun.
Peserta secara acak ditugaskan ke kelompok fokus diet atau kelompok diet terbatas waktu. Pada kelompok diet, peserta diinstruksikan untuk meningkatkan kualitas makanannya, seperti memperbanyak makan sayur dan mengurangi konsumsi alkohol.
Kelompok makan dengan waktu terbatas disarankan untuk membatasi waktu makan hingga sembilan jam dari jam 10 pagi hingga jam 7 pagi.
Para peneliti mengukur kadar gula darah partisipan setiap dua bulan menggunakan tes HbA1c.
Setelah enam bulan, kontrol glikemik pasien diabetes yang menjalani diet terbatas waktu serupa dengan hasil yang dicapai dengan pengobatan diet konvensional setelah enam bulan. Pola makan yang dibatasi waktu juga memiliki keuntungan karena sederhana, mudah diakses dan diikuti, serta memotivasi peserta untuk melakukan perubahan gaya hidup yang positif.
“Kami menemukan bahwa makan dengan batasan waktu sama efektifnya dengan intervensi diet. Kadar gula darah menurun pada kedua kelompok, dan peningkatan terbesar terjadi setelah dua bulan pertama. Meski bukan tujuan penelitian, beberapa peserta di setiap kelompok juga mengalami penurunan. kehilangan berat badan (5-10 kg),” kata para peneliti dalam pernyataannya.
Para peneliti juga mengatakan bahwa kebiasaan makan yang dibatasi waktu dapat menjadi langkah awal bagi penderita diabetes tipe 2 untuk mengendalikan kesehatannya karena orang menjadi lebih bersedia melakukan pola makan dan perubahan positif lainnya.
Namun, para peneliti mengingatkan bahwa kebiasaan makan dengan batasan waktu mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama mereka yang mengonsumsi obat yang tidak menganjurkan puasa.
Oleh karena itu, selalu disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan sebelum melakukan perubahan apa pun pada pola makan Anda.
Leave a Reply