Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong penguatan kemitraan antara industri dan peternak dalam rangka membangkitkan sektor susu nasional melalui peningkatan produksi, kualitas, dan keberlanjutan usaha susu.
“Kami mendorong industri pengolahan susu atau IPS untuk aktif bekerja sama dengan koperasi dan peternak lokal. IPS harus berperan dalam mendukung peningkatan populasi sapi perah nasional,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian Agung Suganda dalam keterangannya. pernyataan pada hari Minggu di Jakarta.
Dia mengatakan pihaknya sedang menyiapkan peraturannya. Dan semua IPS diharuskan berjanji untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan populasi sapi perah.
“Pemerintah tidak memaksa, kami hanya meminta industri memperhatikan penderitaan rakyat,” ujarnya.
Agung mengungkapkan, pemerintah saat ini sedang menyiapkan rancangan keputusan presiden (Perpres) tentang percepatan produksi susu nasional. Peraturan ini akan menjadi batu loncatan untuk menjamin penyerapan susu segar dari peternak dan mengurangi impor bahan baku susu.
“Langkah strategis juga telah dilakukan dengan menjadikan 30 lokasi Proyek Strategis Nasional (NSP),” ujarnya.
Dengan status PSN, lanjut Agung, biaya sewa lahan akan lebih murah, ditambah dukungan infrastruktur dan logistik. Hal ini masuk dalam RPJMN 2025-2029 yang akan memperkuat ekosistem susu dan produk susu nasional.
Ia mengatakan, industri susu Tanah Air mendapat perhatian serius dari Kementerian Pertanian menyusul dampak penyakit mulut dan kuku (PMK) pada tahun 2022.
“Epidemi PMK mengurangi populasi sapi perah lebih dari 10 persen dan menurunkan produktivitas sebesar 30-40 persen. kemitraan dengan PT Frisian Flag Indonesia (FFI) dengan koperasi SAE Pujon, di Malang, Jawa Timur.
Ia mengatakan, saat ini konsumsi susu Indonesia baru mencapai 16 liter per kapita per tahun, jauh di bawah Vietnam yang sebesar 26 liter.
“Kami ingin susu masuk dalam menu Makanan Gratis Bergizi (MBG) yang dicanangkan Presiden agar masyarakat bisa lebih teredukasi dan gizi anak Indonesia bisa tercukupi,” imbuhnya.
Untuk mengurangi ketergantungan impor susu yang saat ini memenuhi 80 persen kebutuhan nasional, pemerintah ingin meningkatkan populasi sapi perah sebanyak satu juta dalam lima tahun ke depan hingga tahun 2029.
“Pada tahun 2025, target kami adalah mendatangkan 200.000 ekor sapi perah. “Saat ini investor wajib mendatangkan 185.000 unit pada tahun 2025. Artinya, kita hanya membutuhkan 15.000 ekor lagi untuk mencapai target tahun depan,” jelas Agung.
Agung juga mengapresiasi langkah PT Frisian Flag Indonesia (FFI) bersama koperasi SAE Pujon dalam pembangunan Milk Collection Center (MCC).
“Fasilitas ini menjawab keraguan para peternak terhadap kualitas susu sehingga memudahkan industri untuk mengadopsinya,” kata Agung.
Kemitraan ini merupakan bukti nyata bagaimana koperasi dan perusahaan swasta dapat bekerja sama untuk memperkuat industri peternakan.
“Ini contoh yang bisa diterapkan di daerah lain juga. Pemerintah tidak memaksakan, tapi kami meminta seluruh pihak di industri susu untuk memperhatikan nasib peternak,” tegasnya.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, Direktorat Jenderal PKH Kementerian Pertanian optimistis industri susu tanah air dapat bangkit dan berkembang.
“Semoga hal ini menjadi pendorong dan penyemangat bagi semua sektor untuk memperkuat industri susu Indonesia agar lebih mandiri, lebih berkualitas dan memberikan manfaat bagi peternak,” kata Agung.
“Dari upaya tersebut, besar harapan bagi Indonesia yang lebih kuat dalam memenuhi kebutuhan susu nasional dan mengurangi ketergantungan impor,” tambah Agung.
Leave a Reply