Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Babak baru pupuk bersubsidi

Jakarta (ANTARA) – Kebijakan pupuk bersubsidi kini memasuki babak baru. Setelah pada awal tahun 2024 alokasi pupuk bersubsidi meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, pada akhir tahun ini Pemerintah mengeluarkan keputusan yang memperkecil jalur distribusi pupuk bersubsidi menjadi lebih sederhana dan kompleks.

Kuota pupuk bersubsidi yang semula sebesar 4,7 juta ton kini ditingkatkan dua kali lipat menjadi 9,55 juta ton. Rekor berupa pupuk organik sebanyak 500.000 ton.

Hal ini bertujuan agar petani tidak mengeluhkan kurangnya pupuk pilihan ketika musim tanam tambahan tiba. Pemerintah ingin hilangnya pupuk bersubsidi dari kehidupan petani tidak lagi menghantui petani.

Pada saat yang sama, penting untuk memutus jalur distribusi pupuk preferensial, karena selama ini banyak petani yang mengeluhkan keterlambatan pengiriman pupuk ke petani.

Salah satu alasannya adalah sebagian orang menganggap saluran distribusi terlalu rumit. Misalnya harus ditandatangani oleh pejabat seperti Gubernur, Bupati/Walikota agar pelaksanaannya lancar.

Dengan dimulainya regulasi dan debirokratisasi saluran distribusi pupuk bersubsidi, kini hanya ada tiga lembaga yang terlibat dalam saluran distribusi pupuk bersubsidi, yaitu Kementerian Pertanian, PT Pupuk Indonesia dan distributor/kios/gapoktani. Kami berharap dengan penyederhanaan ini, petani tidak kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.

Pemerintah juga berkomitmen untuk memudahkan petani mendapatkan pupuk preferensial. Hal ini penting dilakukan agar swasembada pangan dapat segera tercapai.

Pada saat yang sama, pendampingan, pendampingan, pengawasan dan pengamanan program harus fokus agar tujuan tidak salah sasaran.

Dengan menyempitnya jalur distribusi pupuk bersubsidi, nampaknya petani tidak perlu lagi memiliki sertifikat untuk mendapatkan pupuk bersubsidi seperti dulu.

Semuanya diperkecil menjadi hanya tiga tingkat penyaluran melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan PT Pupuk Indonesia (Persero). Dimana pupuk disalurkan langsung ke petani, melalui kelompok tani (gapoktan).

Distribusi pupuk

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI, General Manager PT Pupuk Indonesia menyampaikan ada beberapa permasalahan serius yang perlu segera diselesaikan agar dapat menerapkan pengelolaan pupuk bersubsidi yang berkualitas.

Berbagai permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupan nyata di lapangan, pertama, 58% petani yang terdaftar di e-RDKK belum mengembalikan pupuk bersubsidi sejak Mei 2024.

Petani yang tidak menerimanya menilai jatah yang diberikan terlalu sedikit sehingga biaya transportasi ke kios juga lebih mahal.

Sebagai solusinya, saat ini kami terus memperbarui informasi dan meningkatkan sosialisasi melalui program seperti PI Menyapa dan Tebus Bersama.

Kedua, terkait peraturan daerah yang sangat restriktif. Dari hasil pantauan di lapangan, masih terdapat surat (SC) bupati dan gubernur yang belum diterbitkan.

Namun meski sudah dilepas, masih ada pembatasan bagi petani untuk membeli pupuk bersubsidi. Dibagi berdasarkan bulan atau musim tanam. Kini Peraturan Menteri Pertanian 01/2024 berupaya menyederhanakan kompleksitas tersebut.

Ketiga, terhambatnya permasalahan penyaluran pupuk bersubsidi karena tingginya diskresi kios distribusi sehingga tidak memungkinkan dilakukannya koreksi distribusi oleh Tim Verifikasi sehingga membebani kios. 15,6 miliar pada periode Januari-Maret 2024. Terjadi koreksi Rp.

Keempat, karena adanya perubahan musim tanam saat ini, maka diperlukan penyesuaian penyaluran pupuk bersubsidi.

Menanggapi kemauan politik Presiden Prabowo, pemerintah melakukan beberapa kebijakan percepatan agar Indonesia bisa mencapai swasembada pangan secepatnya.

Salah satunya terkait penyaluran pupuk bersubsidi yang rencananya akan dimulai pada awal Januari 2025. Sikap politik seperti ini patut digalakkan, karena buat apa diperlambat kalau bisa dipercepat.

Pertanyaannya adalah apakah setiap lembaga yang menangani pengenalan pupuk bersubsidi siap memenuhi tugas yang telah ditetapkan.

Salah satunya diatur melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 644/2024 tanggal 19 November 2024, PT Pupuk Indonesia. Penyaluran pupuk bersubsidi 100 persen per provinsi dan kabupaten/kota pada awal Januari 2025 merupakan tingkat kesiapan dengan memperhatikan kesiapan. .

Di sisi lain, PT Pupuk Indonesia telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 1,4 juta ton hingga akhir Desember 2024 di gudang produsen, didistribusikan ke gudang distributor dan kios di seluruh Indonesia.

Persiapan lain yang telah dilakukan adalah pembelian dan penyaluran pupuk bersubsidi hingga tahun 2025 yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian, Direktur Pupuk dan Pestisida, Direktur Utama Prasarana Pertanian pada tanggal 24 Desember 2024, penandatanganan Nota Kesepahaman kontrak. . dan Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero), diterima Menteri Koordinator Pangan pada Rapat Koordinasi Bidang Pangan yang diselenggarakan di Bandung pada 24 Desember 2024.

Menteri Koordinator Pangan PT Pupuk asal Indonesia pada Rakor Pangan Percepatan Pencapaian Swasembada Pangan Januari-Maret 2025. Mengingat masih dalam periode pertama, ia meminta agar diberikan kemungkinan pemberian pupuk. di awal bulan Januari. pada musim tanam, sehingga petani diharapkan mendapatkan pupuk tepat waktu.

Demikianlah rangkuman kesediaan PT Pupuk Indonesia dalam mempercepat penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani.

Masyarakat meyakini dengan kerja keras dan cerdas maka semangat pemerintahan pimpinan Presiden Prabowo untuk mencapai swasembada pangan dalam 3 tahun ke depan akan terwujud. Memberikan pupuk preferensial kepada petani sebelum musim tanam setidaknya benar-benar berkontribusi terhadap swasembada pangan.

*) Penulis adalah Ketua Dewan Pakar DPD HKTI Jawa Barat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *