JAKARTA (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mendistribusikan material sebanyak 2.400 kg atau 2,4 ton pada hari keempat operasi modifikasi iklim untuk mempercepat hujan.
Tim berupaya mempercepat curah hujan dengan menyebarkan garam di awan sesuai target yang dihitung, kata Kepala Pusat Informasi dan Data BPBD (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta Mohamed Yohan di Jakarta, Senin.
Menurut dia, operasi modifikasi cuaca tersebut dilakukan di Bandara Budiarto, Curug, dengan melibatkan 25 personel BPBD dan BMKG.
Dijelaskannya, pesawat Britten Norman BN2T PK-WMN digunakan untuk penanaman. Pesawat tersebut membawa tiga bibit seberat 2.400 kilogram atau 2,4 ton.
Pada hari keempat, benih awan tersebut terlihat di perairan sekitar Selat Sunda, sebelah barat Kepulauan Seribu, dan sebelah timur Lampung. Potensi pertumbuhan awan terjadi pada pagi hingga sore hari.
Karena kecepatan angin menurun dibandingkan hari sebelumnya, kecepatan pergerakan awan relatif lambat dan arah angin ke arah barat Banten dan DKI Jakarta.
“Reproduksi dilakukan dengan lancar, mengoptimalkan pertumbuhan cloud di ruang operasional,” ujarnya.
Modifikasi iklim merupakan upaya memanipulasi kondisi atmosfer untuk mencapai iklim yang diinginkan, seperti peningkatan atau penurunan curah hujan.
Metode ini melibatkan penyemaian awan dengan zat tertentu seperti NaCl atau perak iodida. Penaburan dilakukan dengan pesawat.
Tim menggunakan empat radar milik BMKG yang berlokasi di Tangerang, Bandar Lampung, Jakarta dan Purwakarta. Proses difusi garam hanya dilakukan di awan yang masih berada di atas air laut.
Dia berkata: “Ketika awan melintasi daratan, secara alami akan menyebabkan hujan.
Leave a Reply