Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

PBSI buka peluang pemain ganda untuk bermain rangkap

JAKARTA (ANTARA) – Ketua Bidang Pelatnas dan Prestasi PP PBSI Eng Hian mengatakan, pihaknya kini membuka kemungkinan bagi pemain ganda untuk bermain ganda di dua sektor.

Pengumuman itu disampaikan Eng Hian setelah Siti Fadia Silva Ramadhanti dipastikan bermain di dua sektor, yakni ganda putri bersama Lanny Tria Mayasari dan ganda campuran bersama Dejan Ferdinansyah, pada turnamen BWF Super 500 Indonesia Masters 2025 pekan depan.

“Untuk program dual sport, khususnya Dejean/Fadia ke atas, tujuannya adalah untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki atlet. Jadi kami tidak ingin memecah belah, kata Eng Hian saat ditemui di Pelatnas PP PBSI, Senin (13/1).

“Jika para atlet ini merasa bisa unggul di kedua hal tersebut dan para atlet tersebut berkomitmen, lalu mengapa kita memilih untuk membaginya lagi?” “Itulah tujuan awal kami, kenapa sekarang kami diperbolehkan bermain ganda,” imbuhnya.

Saat memastikan apakah akan lebih banyak lagi atlet Indonesia yang bermain di dua sektor tersebut pada turnamen mendatang tahun ini, Eng Hian mengatakan PP PBSI terbuka dan akan diumumkan kemudian.

Lihat saja turnamen-turnamen lain, apalagi yang pertama, ya akan ada pasangan campuran, kata Eng Hian.

Selain kesempatan bagi atlet zona ganda untuk bertanding di dua nomor, langkah lain di bidang ini adalah berpasangan dan putus pasangan.

Contohnya adalah Fadia yang sebelumnya berpasangan dengan Apriani Rahayu, kini Lani dan Dejan, lalu ada juga pasangan baru Rinov Rivaldi/Lisa Ayu Kusumawati yang sebelumnya berpasangan dengan Mentar Peeta Hanningtia dan Rehan Naufal Kusharanto.

Peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 itu mengatakan, langkah tersebut merupakan upaya federasi untuk menyegarkan atlet muda dan mempersiapkan mereka menghadapi turnamen elit, termasuk kualifikasi Olimpiade Los Angeles 2028.

“Tujuan dari program ganda ini adalah untuk maju (ke Olimpiade) pada tahun 2028. Pada tahun 2025 telah mendapat persetujuan dari Ketua Umum dan Wakil Presiden I sehingga para pelatih dapat mulai mencari partner terbaik,” kata Eng Hian.

“Tahun 2025 memang ada peluang, tapi mudah-mudahan di tahun 2026 sudah ada mitra tetap agar kita tidak ketinggalan dalam mengejar poin kualifikasi Olimpiade 2026,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *