Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

PBB: Tingkatkan kapasitas pinjaman MDB untuk percepat transisi energi

ABU DHABI (ANTARA) – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan perlunya peningkatan kapasitas pinjaman Bank Pembangunan Multilateral (MDB) untuk mempercepat transisi energi bagi negara-negara berkembang.

“Negara-negara harus mengatasi kendala keuangan, salah satunya adalah meningkatkan kapasitas pinjaman bank pembangunan multilateral, meningkatkan pembiayaan lunak dan mengambil langkah-langkah efektif untuk utang,” kata Antonio Guterres pada sesi ke-15 Majelis Umum IRENA di Abu Dhabi, Uni Arab emirat. , pada hari Minggu.

Sidang Umum Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) ke-15 diselenggarakan untuk mempercepat transisi energi global, khususnya di Timur Tengah di tengah fluktuasi bahan bakar fosil yang mengancam ketahanan energi dan cuaca ekstrem. di seluruh dunia.

Guterres menunjukkan bahwa mereka tertinggal dibandingkan negara-negara maju, termasuk Indonesia, dalam transisi energi. Ia melanjutkan, pada tahun 2016, negara-negara maju hanya menerima satu dari lima dolar AS investasi global di bidang energi bersih.

Tantangan-tantangan ini harus diatasi bersama untuk mempercepat transisi dari bahan bakar fosil ke energi baru dan terbarukan.

“Kita juga memerlukan penetapan harga karbon yang efektif dan inovasi dalam sumber pendanaan,” kata Guterres.

Selain mengatasi tantangan keuangan, Guterres juga mengapresiasi pentingnya pemerintah, masyarakat, pengusaha, dan pemangku kepentingan lainnya untuk bekerja sama dalam transisi energi.

“Ini termasuk mengubah subsidi bahan bakar fosil menjadi investasi transisi energi,” kata Guterres.

Terakhir, ia juga meminta semua negara untuk melakukan transisi energi dengan mudah dari bahan bakar fosil ke energi ramah lingkungan, dan memasukkan proyek-proyek ini ke dalam rencana aksi iklim nasional akhir mereka, atau NDC (Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional).

NDC merupakan negara pihak yang telah meratifikasi Perjanjian Paris, termasuk Indonesia.

“Pemerintah harus berhenti menggunakan batu bara dan beralih ke energi baru terbarukan,” kata Guterres.

Menurutnya, transisi energi yang sukses dapat mengarah pada kedaulatan energi, keamanan energi, dan energi yang lebih murah.

Selain itu, energi ramah lingkungan juga berguna untuk menjaga skenario tidak melebihi 1,5 derajat suhu rata-rata bumi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *