Jakarta (ANTARA) – Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Kamboja Santo Darmosumarto mengatakan peluang berinvestasi di Kamboja terbuka bagi pemilik modal Indonesia di semua sektor usaha di Tanah Air.
“Hampir semua sektor usaha di Kamboja punya potensi karena industri manufaktur di negara itu masih sangat lemah. Jadi apa pun yang bisa kita produksi, potensinya besar,” kata Santo di Tangerang, Banten, Jumat.
Ditemuinya usai peluncuran agenda “Mekong Region Trade and Infrastructure Conference” pada rangkaian Indonesia Fair (TEI) 2024, ia mengatakan ada pandangan bahwa tujuan kerja sama Indonesia di ASEAN saat ini didominasi oleh anggota asli ASEAN, yakni Malaysia. , Singapura, Thailand, dan Filipina.
Untuk itu, KBRI Phnom Penh berupaya menarik investasi Indonesia ke negara-negara di kawasan Sungai Mekong seperti Kamboja, Laos, dan Myanmar. Tidak hanya dengan UKM lokal, KBRI juga bertujuan untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan besar lokal untuk mempercepat perluasan pasar di Kamboja.
Dubes juga menegaskan, Kamboja bisa menjadi pintu masuk ekspor ke negara lain seperti Tiongkok.
“Di sisi lain, investor dari Laos dan Kamboja juga tertarik mengekspor produknya ke Indonesia,” kata Santo menambahkan.
“Selanjutnya, peluang investasi di Kamboja diperkuat dengan banyaknya produk yang umumnya disukai masyarakat Kamboja yang diimpor dari negara lain,” kata Dubes.
Santo kemudian menyoroti, 71 pedagang asal Indonesia berpartisipasi dalam pameran “Sousdey Indonesia” yang diadakan KBRI Phnom Penh baru-baru ini, menawarkan berbagai produk seperti es krim, batik, dan oli mesin.
Dubes mengatakan produk dan kosmetik mie instan buatan Indonesia sangat populer di kalangan masyarakat Kamboja. Namun masih banyak masyarakat lokal yang belum menyadari bahwa produk tersebut buatan Indonesia, karena selama ini produk impor paling banyak berasal dari Thailand atau Vietnam.
Oleh karena itu, pihaknya akan terus mempromosikan produk-produk buatan Indonesia yang dinilai lebih bisa diterima masyarakat Kamboja.
“Tinggal menunggu waktu saja sebelum produk buatan Indonesia semakin populer di Kamboja,” kata Santo.
Selain Dubes Santo, konferensi tersebut juga dihadiri oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Penanaman Modal dan Dewan Penanaman Modal (BKPM) bidang promosi investasi Nurul Ichvan dan Country Director Asian Development Bank (ADB). Indonesia Jiro Tominaga. .
Indonesia Fair (TEI) 2024 yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo akan digelar pada 9-12 2024. pada bulan Oktober.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia yang lebih besar, meningkatkan kualitas dan daya saing produk Indonesia, serta mampu menembus pasar yang lebih luas.
Leave a Reply