Jakarta (ANTARA) – Tiga calon wakil walikota tahun 2024 di DPRD DKI Jakarta merespons tantangan inflasi dan panjang rantai pasok pangan yang menjadi salah satu kendala masyarakat Jakarta dalam mengakses pangan terjangkau.
Dalam debat kedua Pilkada DKI Jakarta 2024 yang digelar Minggu malam di Beach City International Stadium (BCIS), calon Wakil Wali Kota 1 Suswono mengatakan kerja sama dengan daerah penghasil pangan merupakan solusi yang perlu dilaksanakan. Masalah yang ada.
Suswono mengatakan, “Sebenarnya 98 persen kebutuhan Jakarta dipasok dari luar Jakarta. Oleh karena itu, kami akan bekerja sama dan kontrak dengan tempat produksi.”
Suswono bersama calon gubernurnya Ridwan Kamil menyatakan, solusi kerja sama ini bisa dilakukan dengan dua cara. Kontrak langsung dengan Perusahaan Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Ia mencontohkan kerja sama untuk memenuhi kebutuhan daging dari daerah produksi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kemudian, daging tersebut didistribusikan di Jakarta untuk memutus rantai pasokan dan membuat harga lebih murah.
Sementara itu, calon Wakil Wali Kota nomor urut 2 Kun Vardana mengatakan, harga hanya bisa dikendalikan oleh rantai pasok sehingga diperlukan inovasi pada sistemnya.
“Jika kita mendigitalkan rantai pasok ini, maka pengendalian rantai pasok bisa dilakukan melalui konsep ‘disrupsi’,” kata Kun.
Ia juga mengatakan, pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana menyerukan partisipasi masyarakat untuk membangun pertanian padi mandiri seperti urban farming.
Selanjutnya, Wakil Gubernur No. 3 Rano Karno mengatakan rantai pasok pangan harus diperpendek agar harga masuk akal bagi konsumen.
“Pada saat yang sama, kita perlu memperpendek rantai pasok dengan sistem kontrak pertanian dengan kelompok tani yang selama ini dilakukan Pemda DKI,” kata Rano, atau Doel sapaan akrabnya.
Selain memperpendek rantai pasok pangan, Doel dan calon presidennya Pramono Anung akan menciptakan pasar murah.
Baca juga: Pangan Murah Bisa Jadi Strategi Kendalikan Inflasi
Leave a Reply