Beijing (ANTARA) – Peneliti China menunjukkan perubahan dinamis yang terjadi pada sistem kekebalan dan metabolisme di dataran tinggi, memberikan wawasan baru mengenai tantangan fisiologis pendaki gunung di dataran tinggi.
Peneliti BGI Research menggunakan teknik omik seluler dan spektrometri massa untuk menilai perubahan multiomik di 11 gunung selama pendakiannya. Temuan mereka dipublikasikan di jurnal Cell Reports.
Penelitian ini melibatkan perolehan profil multiomik dari sampel darah penumpang. Proses ini mencakup analisis transkriptomik seluruh sel dari 375.722 sel imun, serta lipidomik plasma dan metabolomik.
Dengan menggunakan data ekstensif ini, para peneliti dapat memetakan lokasi sel kekebalan perifer individu pada penumpang. Mereka melihat perubahan besar pada komposisi sel tubuh selama pertumbuhan.
Selain itu, para peneliti mempelajari perubahan dinamis volume sel tubuh, peran ekspresi gen, mekanisme fungsional dan faktor transkripsi selama masa adaptasi pegunungan tinggi dan pendakian gunung tinggi.
Penelitian mereka menunjukkan bahwa tubuh manusia dapat beradaptasi dengan kondisi ekstrem di dataran tinggi menggunakan mekanisme kekebalan dan metabolisme yang kompleks.
Para peneliti juga menemukan bahwa sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia diprogram ulang di tempat yang lebih tinggi, sehingga meningkatkan kapasitas antioksidannya.
Perubahan ini penting untuk menjaga fungsi dasar sel-sel tubuh.
Selain itu, peneliti mencatat peningkatan metabolit plasma seperti glutamin dan asam lemak. Perubahan metabolisme ini mungkin merupakan cara penting untuk membantu pendaki meningkatkan status energi mereka dalam kondisi dataran tinggi.
Leave a Reply