Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Kadin resmikan Asosiasi Digitalisasi dan Kemanan Siber Indonesia

JAKARTA (ANTARA) – Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meluncurkan Asosiasi Keamanan dan Digitalisasi Indonesia (ADIKSI) sebagai inisiatif untuk memperkuat keamanan siber bangsa.

Wakil Ketua Bidang Komunikasi dan Informatika Kadin Indonesia, Pirli Ganinduto mengatakan, pembentukan organisasi ini dimaksudkan sebagai platform komunikasi bagi perusahaan-perusahaan yang menyediakan keamanan siber, serta menjawab tantangan yang semakin berkembang. serangan siber terhadap sektor industri nasional.

“Sebagai perwakilan dunia usaha nasional, kami melihat adanya kebutuhan yang tinggi untuk memastikan bahwa keamanan siber tidak mengganggu proses bisnis. Oleh karena itu, inisiatif hari ini penting untuk memperkuat keamanan siber nasional untuk melindungi berbagai industri,” kata Pirelli pada acara pembukaan ADIKSI. .Jakarta, Kamis.

Menurutnya, transformasi digital telah menciptakan peluang sekaligus kerentanan di berbagai industri, seperti jasa keuangan, infrastruktur penting (energi, gas, dan air), layanan kesehatan, dan manufaktur.

Ketergantungan pada sistem digital telah membuat berbagai institusi di Indonesia semakin rentan terhadap ancaman siber, dan dampak kejahatan siber pun semakin meningkat setiap tahunnya.

Data Institute of Internal Audit (IIA) mendokumentasikan kerugian akibat serangan siber di dunia pada tahun 2023 mencapai 8 triliun dolar AS.

Pirelli menambahkan, melindungi aset bisnis dan jaringan penting dari berbagai ancaman siber semakin menjadi prioritas utama di Indonesia. Oleh karena itu, keamanan siber harus diperkuat untuk menjamin keamanan dan stabilitas infrastruktur penting negara, dunia usaha, dan masyarakat.

“Dengan jumlah pengguna Internet di Indonesia yang mencapai lebih dari 221 juta orang pada tahun 2024, risiko dan paparan terhadap serangan siber juga semakin meningkat, dan kita harus menyiapkan strategi pertahanan yang kuat.” meningkatkan kapasitas nasional dalam merespons insiden siber yang jumlahnya semakin meningkat seiring dengan ketakutan satu tahun,” tambahnya.

Pada acara yang sama, Kadin Indonesia juga meluncurkan hasil penelitian “Laporan Industri Keamanan Siber Indonesia”. Laporan ini menyajikan analisis kondisi keamanan siber dan rekomendasi strategis untuk memperkuat pertahanan siber bangsa di masa depan.

Laporan ini dimulai dengan meninjau lanskap industri, mengidentifikasi tantangan dan peluang spesifik sektoral untuk melindungi infrastruktur penting, dan menyimpulkan bahwa dampak finansial dan operasional dari serangan siber akan terus meningkat.

“Dengan analisis mendalam terhadap sektor-sektor utama, laporan ini menilai permukaan serangan di berbagai industri, mengungkap kerentanan dan menyoroti perlunya pembaruan keamanan tepat waktu dan pemantauan rutin,” kata Pirelli.

Salah satu rekomendasi terpenting dari laporan ini adalah pembentukan ADIKSI sebagai bagian dari strategi untuk memobilisasi peran sektor swasta dalam keamanan siber.

ADIKSI bertujuan menjadi platform kolaborasi antara perusahaan swasta dan pemerintah untuk memperkuat perlindungan infrastruktur digital bangsa.

Selain itu, Deputi Bidang Ekonomi Siber dan Sandi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Slamet Aji Pamungkas mengatakan pada tahun 2023 akan ada lebih dari 403,9 juta orang. cacat lalu lintas menunjukkan serangan cyber di Indonesia.

Sedangkan pada Januari hingga Mei 2024, terdapat 74 juta pelanggaran lalu lintas, dan lebih dari 44 juta merupakan aktivitas malware.

Menurut Slamet, keberadaan ADIKSI sebagai pusat kerja sama strategis yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan sangat penting untuk mendukung ketahanan ekosistem keamanan digital di Indonesia.

“BSSN mengapresiasi inisiatif Kamar Dagang dan Industri Indonesia dalam membuat laporan dan mendirikan ADIKSI. Kerja sama antara pemerintah, perusahaan komersial, dan swasta sangat diperlukan untuk memperkuat sistem keamanan siber. sebuah platform penting untuk berbagi pengetahuan, memperkuat koordinasi antara industri dan sektor pemerintah, serta meningkatkan respons terhadap meningkatnya ancaman dunia maya,” tutup Selmet.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *