Cirebon (ANTARA) – PT Pupuk Indonesia (Persero) meningkatkan penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani di seluruh daerah melalui program konsultasi dengan petani untuk memastikan kepatuhan terhadap tujuan proses distribusi. “Program ini dilaksanakan di 65 lokasi pada bulan lalu dengan melibatkan para petani,” kata Manajer Pemasaran 1 Pupuk Indonesia, Drikarsa, Jumat di Cirebon, Jawa Barat. Ia menjelaskan, program ini merupakan wadah untuk melihat berbagai tantangan yang dihadapi petani, mulai dari kendala akses hingga distribusi pupuk. Kemudian pihaknya berupaya memberikan solusi efektif agar penyaluran pupuk bersubsidi sesuai dengan tujuan dan kebutuhan petani. “Melalui konsultasi dengan petani ini, kendala yang dihadapi petani dalam mengakses pupuk bersubsidi dan perlunya peta yang lebih akurat menjadi jelas,” ujarnya. Menurut dia, capaian alokasi pupuk dalam negeri hingga Oktober 2024 baru 59,2 persen, meski stoknya masih mencukupi. Baca juga: Penyaluran pupuk pedesaan di Cirebon tembus 34 ribu ton pada Oktober. Misalnya saja, terdapat pengalihan pupuk bersubsidi kepada entitas yang tidak memenuhi syarat untuk program dukungan ini. Melihat situasi tersebut, pihaknya berkomitmen untuk mendistribusikan pupuk ekonomi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah. “Kami akan memastikan distribusinya sesuai bagiannya,” ujarnya. Drikarsa menjelaskan, pupuk yang aman hanya diberikan kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani dan terdaftar dalam sistem e-RDKK (Rencana Alat Pengelolaan Esensial). Ia mengatakan, subsidi ini akan diberikan kepada petani yang menanam sembilan komoditas yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kakao, dan kopi di lahan seluas dua hektar. Ia mengatakan, untuk mendukung penyaluran pupuk bersubsidi yang lebih tepat sasaran, pihaknya akan meningkatkan penggunaan aplikasi i-Pubers dan Sistem Pengendalian Distribusi (DPCS). Ia menambahkan, dengan aplikasi i-Pubers, petani yang terdaftar dapat menukarkan pupuk bersubsidi KTP di Kios Pupuk Lengkap (KPL) yang ditunjuk, sedangkan DPCS diperlukan untuk pelacakan stok pupuk mulai dari produksi hingga kios secara tepat waktu. Ia menambahkan, melalui berbagai upaya tersebut, kami berharap dapat meningkatkan distribusi pupuk bersubsidi, mengurangi beban produksi petani kecil, dan mendukung keberlanjutan pertanian di Indonesia. “Melalui sistem DPCS ini, kami akan memantau ketersediaan stok pupuk di kios-kios agar distribusi dan sasaran sasaran tetap berjalan,” ujarnya. Khusus di Cirebon, pihaknya menyatakan penyaluran pupuk bersubsidi pada Oktober 2024 sebanyak 34 ribu ton atau 68 persen dari total pasokan di wilayah tersebut. Subsidi pupuk di Kabupaten Cirebon tahun ini sebanyak 48.880 ton untuk 77.000 petani, naik 1.711 ton dari sebelumnya 47.169 ton. Sementara itu, pupuk bersubsidi diyakini mencukupi kebutuhan wilayah tersebut sebanyak 18.275 ton, yang terdiri dari 16.651 ton urea dan 1.624 ton NPK. Baca juga: Pupuk Indonesia menyambut baik usulan singkong menjadi komoditas subsidi
Leave a Reply