JAKARTA (ANTARA) – Tiga aturan utama musim lalu tetap berlaku pada IBL 2025 yang dimulai 11 Januari, kata CEO Liga Bola Basket Indonesia (Derut) Jonas Meradiyarsiya. Dia menjelaskan, aturan pertama berkaitan dengan sistem persaingan rumah yang akan digunakan kembali. Format kompetisinya sama dengan musim sebelumnya, kami melihatnya berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan, kata Jonas di Jakarta, Kamis. Baca juga: Berbasi Jakarta Bersyukur atas Prestasi Pebasket Jakarta. Ia juga menjelaskan, aturan kedua berkaitan dengan penetapan gaji maksimal (salary pagu) pemain selama satu musim. Manajemen IBL dan 14 klub peserta menyepakati batasan gaji sebesar Rp 10 miliar untuk seluruh pemain per musim. Nilai tersebut dirancang untuk menciptakan persaingan yang lebih seimbang dan adil bagi klub-klub untuk mendatangkan pemain-pemain berkualitas tinggi dengan kemampuan yang sama. Kemudian, mulai tahun 2019, lanjut CEO IBL, aturan ketiga terkait kuota atau pembatasan jumlah pemain asing di tim. Sejak IBL musim lalu, kuota maksimal dibatasi menjadi tiga pemain asing. Hal ini serupa dengan penetapan upah maksimum, yaitu menciptakan persaingan yang seimbang dan setara. Ia menambahkan, teknis pelaksanaan pertandingan akan diserahkan sepenuhnya kepada klub terkait. Menurutnya, manajemen IBL akan memantau penerapan peraturan tersebut serta melakukan pembinaan dan pemantauan. Sementara jelang musim 2024, IBL akan menggunakan format atau sistem kompetisi city to city. Namun mulai tahun 2024, total 14 klub peserta Liga Bola Basket Indonesia akan memainkan 26 pertandingan, 13 pertandingan reguler musim, dan 13 pertandingan tandang musim reguler. Baca juga: Latihan Timnas Basket Putra Februari Baca Juga: Berbasi Jakarta Bersyukur atas Prestasi Tim Basket Jakarta
Leave a Reply