Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Merancang resolusi 2025 dengan bijak dan tanpa stres dari psikolog

Jakarta (ANTARA) – Tahun 2025 diprediksi akan sulit secara finansial bagi banyak orang. Menghadapi situasi tersebut, Psikolog Klinis jebolan Universitas Indonesia, Nirmala Ika M.Psi, memberikan usulan agar masyarakat mengambil keputusan lebih realistis. menyebabkan stres dan kebingungan.

“Dalam mengambil keputusan, yang penting kita melihat situasi saat ini dan menetapkan tujuan yang terukur dan berkaitan dengan kebutuhan,” kata Ika saat ditemui ANTARA, Selasa.

Menurutnya, keputusan ambisius tanpa pemikiran matang bisa menimbulkan kebingungan dan stres.

Oleh karena itu, banyak hal yang perlu diperiksa, yaitu;

1. Skala pertama untuk solusi

Dia menjelaskan pentingnya menetapkan skala pengambilan keputusan utama. Misalnya, jika resolusi tahun depan adalah berlibur, berpikirlah cepat.

“Apakah liburan kali ini sekedar untuk sekedar mengikuti tren atau memang perlu untuk memperbaharui tenaga dan mempererat hubungan kekeluargaan? “Kalau liburnya tidak penting, mungkin bisa ditunda atau diganti dengan cara lain yang lebih murah,” kata Ika.

Misalnya saja rencana pertama Anda ke Bali yang membutuhkan budget besar, Anda bisa mengubahnya ke tempat terdekat yang lebih murah, seperti Bogor atau Puncak.

Dengan begitu, Anda tetap bisa mencapai tujuan liburan tanpa mengeluarkan banyak uang.

2. Keputusan yang seimbang dan realistis

Psikolog Ika juga mengingatkan bahwa keputusan bukan sekedar keinginan yang tidak terkaji.

Misalnya seseorang ingin pergi ke Jepang karena temannya sudah ada di sana. Tapi, apakah kondisi keuangan dan pekerjaan Anda memungkinkan? “Kalau tidak nyata, keinginan itu akan menjadi beban nyata,” jelasnya.

Menurutnya, keputusan yang baik harus seperti rencana kerja di perusahaan, mempunyai tujuan yang jelas, langkah-langkah yang terukur, dan dapat dievaluasi.

3. Hindari stres dengan meninjau kembali pencapaian Anda

Salah satu cara untuk mengurangi tekanan pengambilan keputusan adalah dengan meninjau pencapaian tahun lalu.

“Terkadang kita seperti belum mencapai apa-apa padahal jika dilihat ke belakang, kita mungkin sudah melakukan banyak hal penting,” ujarnya.

Misalnya, jika resolusi tahun lalu adalah berolahraga secara teratur, meski berat badan Anda belum mencapai ideal, upaya seperti berjalan 10.000 langkah setiap hari tetap menjadi prestasi dan patut dirayakan.

4. Jangan putus asa di tengah prediksi yang sulit

Ika mengingatkan, prediksi tahun 2025 hanyalah gambaran kemungkinan, bukan kepastian.

“Setiap orang punya takdir dan jalan hidupnya masing-masing. Penting untuk selalu memiliki harapan dan melihat peluang di tengah kesulitan,” ujarnya.

Dengan menggunakan metrik, menetapkan tujuan yang realistis, dan mengevaluasi keberhasilan, masyarakat dapat menghadapi tahun 2025 dengan lebih tenang dan percaya diri.

Resolusi tidak harus menjadi beban, namun justru menjadi pedoman untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Sementara solusinya bukan sekedar wish list, tapi peta jalan menuju perubahan positif.

Dengan menetapkan tujuan yang realistis, menetapkan prioritas, dan merefleksikan pencapaian, kita dapat menjadikan tahun 2025 bukan sebagai beban, namun sebagai peluang untuk berkembang.

Jangan lupa, diantara cobaan yang mungkin datang, selalu ada harapan, dan Ika berpesan agar kita selalu punya harapan dan menjadikan setiap langkah dan makna dalam perjalanan menuju kebaikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *