Pasuruan, Jawa Timur (ANTARA) – Kawasan dan kota industri Jabodetabek bisa menjadi prospek menarik bagi investor dari dua negara Timur Tengah, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA), kata pengamat tata kota. Dengan pembangunan perumahan di Indonesia
Menurut saya, ini prospek yang paling menarik bagi kota Jabodetabek, khususnya Jakarta dan kota kawasan industri, kata Yayat Supriatna, pengamat Institut Perumahan dan Pembangunan Perkotaan (HUD) ANTARA di Pasuruan, Jawa Timur. pada hari Kamis. .
Ia melanjutkan, kawasan industri yang paling menarik adalah Cikarang dan Cibitung.
“Karena industrinya adalah industri asing, maka tenaga kerja industri menjadi pasar tersendiri, apalagi saat ini pengembang dalam negeri sudah masuk dan berinvestasi,” kata Yayat.
Selain itu, Surabaya juga merupakan prospek yang menarik bagi investor Timur Tengah, mengingat kota ini telah memiliki banyak kawasan industri dan pendukung.
“Kemudian kasus ketiga adalah Bandung.
Oleh karena itu, kota-kota dengan potensi pasar yang tinggi, seperti manufaktur, jasa, dan keuangan merupakan industri terbaik, kata Yayat.
Namun, dia mengatakan niche positioning penting untuk menarik investor perumahan di Qatar dan UEA.
“Makanya segmen ini penting. Tidak bisa masuk ke segmen Fasilitas Likuiditas Perumahan (FLPP) atau perumahan sederhana karena profitabilitas segmen ini mungkin sangat kecil. Keuntungannya, sasarannya adalah masyarakat menengah ke atas atau baik. , pertanyaan terbaik yang bisa diajukan adalah apakah ingin “memasuki kota yang sudah memiliki peraturan rinci tata ruang (RDTR),” kata Yayat.
Ia menambahkan, kota-kota yang paling siap adalah seperti model Jakarta. Pasalnya, Jakarta telah memiliki kota transportasi RDTR dan telah membangun atau merencanakan konsep TOD yang seluruh simpul layanan transportasi terintegrasi dengan apartemen.
Oleh karena itu, jika dua negara investasi Timur Tengah tertarik membangun rumah di perkotaan, maka konsep yang diusulkan sebaiknya adalah konsep perumahan vertikal.
“Karena pada akhirnya yang terpenting adalah menarik segmen pasar.
“Tanpa segmentasi akan sedikit menyulitkan kami karena tren saat ini Gen Z dan Millenial cenderung memilih hunian perkotaan, dan konsepnya mungkin sewa,” kata Yayat.
Investor dari Timur Tengah siap membantu Indonesia membangun hingga 1 juta unit rumah per tahun, kata Wakil Menteri Perumahan dan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah.
Banyak negara, terutama yang ingin menjadi negara investasi seperti Uni Emirat Arab dan Qatar, menyatakan bisa segera membeli 1 juta rumah per tahun.
Namun Wakil Menteri Fakhri menekankan kepada investor bahwa besaran imbal hasil (bunga) atas investasinya harus sedemikian rupa sehingga harga rumah tetap terjangkau sesuai rencana pemerintah 3 juta rumah. Dia mengatakan, potensi investor asing berinvestasi di 3 juta proyek perumahan di Indonesia bisa mencapai miliaran dolar.
Leave a Reply