Jakarta (Antara) – PT Semen Indonesia Tbk (SIG) melalui salah satu anak perusahaannya, PT Semen Gresik, bekerja sama dengan 361 petani pasengim (petani lahan hutan) di empat desa sekitar operasional pabrik Rembang di provinsi Jawa Tengah) berkontribusi diantaranya Desa Tigalduo, Desa Kajar, Desa Pasosan dan Desa Timbarangan.
Hibah tersebut merupakan bagian dari Program Mitra Tani Semen Gresik (SGSP), salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Semen Indonesia.
Sekretaris Perusahaan SIG Vita Mehrini mengatakan dalam pernyataannya pada hari Jumat: “Bantuan yang diberikan meliputi pelatihan pertanian dan pengembangan usaha, bantuan benih dan pengelolaan lahan perusahaan seluas 119,25 hektar (ha) untuk petani.”
Weta mengatakan, program SGSP merupakan salah satu upaya perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya.
Seaman Indonesia berkomitmen untuk terus menyelenggarakan program TJSL yang berkualitas dan efektif sehingga dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat.
“Selain lahan garapan bagi petani, PT Semen Gresik juga menyediakan fasilitas Edupark seluas 1,6 hektar yang dapat dimanfaatkan petani sebagai pusat edukasi. Edupark ini memiliki konsep terpadu antara pertanian dan peternakan.” Oleh karena itu, ada Aneka hewani, ikan, dan aneka sayuran seperti bayam, kangkung, lobak, singkong, kacang panjang, buncis, bahkan serai, digunakan untuk konsumsi pribadi dan dijual,” kata Vita.
Seaman Grisek juga membantu meningkatkan kinerja perekonomian warga dengan berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur pedesaan.
Sejak tahun 2021, Seaman Grisek telah memberikan hibah senilai Rp5,37 miliar untuk pembangunan jalan sepanjang 4,1 kilometer (km) di enam desa di Kabupaten Rembang dan Balora, antara lain Desa Tigalduo, Desa Kajar, Desa Tambarangan, Desa Pasosin, dan Desa Kadiva di Desa Rigon. . , serta Desa Ngampil di Kabupaten Balora.
Selain jalan kota, Seaman Grisek juga membantu membangun infrastruktur kota lainnya seperti jembatan, kanal, perkampungan, dan tembok penahan sungai.
Menurut Weta, hibah pembangunan infrastruktur pedesaan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan yang pesat, dengan aksesibilitas yang lebih besar bagi pergerakan orang dan barang.
“Kontribusi terhadap infrastruktur pedesaan ini merupakan wujud jasa SIG sebagai badan usaha milik negara dalam mendukung perekonomian dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Skardi (40), petani asal Pasangim, Desa Kajar, berhasil keluar dari tekanan ekonomi dan memperoleh penghasilan tambahan dari bertani setelah mengikuti program SGSP.
Diakuinya, program SGSP sangat membantu meningkatkan perekonomian petani setempat karena selama ini mereka menghadapi kendala lahan.
“Lahan saya sendiri kurang dari satu hektar. Sebagian besar jagung dan sisanya padi di daerah yang banyak airnya. Setahun saya bisa panen dua kali. Panen padi untuk konsumsi pribadi. Karena jumlahnya tidak banyak. Makanya jagungnya dijual untuk pakan ternak: “Hasilnya tidak cukup, jadi saya jadi penggerak penghasilan tambahan.”
Seiring menurunnya permintaan jasa sopir, pendapatan Scardi juga mengalami tekanan. Berdasarkan informasi dari rekan-rekan petani, Skardi bergabung dengan PT Semen Gresik sebagai mitra melalui program SGSP pada akhir tahun 2022, dimana ia mendapatkan pinjaman lahan untuk menanam jagung.
Selain menerima lahan, Skardi juga mendapat pelatihan pertanian dan bantuan benih, serta kesempatan melakukan studi banding lahan pertanian di Kambangsimi Ecopark milik pabrik SIG Tuban.
“Alhamdulillah kalau ditambah dengan hasil bertani di lahan saya, penghasilan saya meningkat signifikan. Awalnya rata-rata hasil di lahan saya sendiri adalah tujuh kuintal, namun kini seiring bertambahnya lahan industri yang saya kelola. mencapai 1,5 ton per musim. Penghasilan tambahan ini saya manfaatkan untuk kebutuhan keluarga dan pendidikan anak di taman Soccardi mengatakan, terima kasih kepada Semyon Grisek dan SIG kami selalu sukses.
Leave a Reply