Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Wakil Rektor UPI sebut reformasi kurikulum atasi masalah produktivitas

JAKARTA (ANTARA) – Wakil Rektor Universitas Indonesia (UPI) Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Didi Sukiadi mengatakan perlunya pembenahan kurikulum dan pendidikan vokasi untuk mengatasi permasalahan produktivitas tenaga kerja di Indonesia.

Menurut Bank Dunia, tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia antara tahun 2011 dan 2021 hanya sekitar 3,7 persen per tahun, jauh di belakang negara-negara maju seperti Vietnam (5 persen) dan Tiongkok (7,5 persen).

“Pendidikan tinggi mempunyai peran penting dalam mengatasi tantangan produktivitas di Indonesia. “Reformasi kurikulum merupakan langkah penting dalam mengatasi kesenjangan antara pendidikan dan kebutuhan masyarakat serta pasar tenaga kerja,” ujarnya pada Dialog Pembangunan Indonesia ke-18: Masa Depan Pekerjaan dan Pekerjaan Kaum Muda di Bandung, Jumat.

Dalam acara yang disaksikan secara online dari Jakarta, Didi mengatakan perguruan tinggi harus menyelaraskan pendidikannya dengan tuntutan pasar kerja yang membutuhkan banyak keterampilan di bidang digital dan sains, sains, teknologi, dan matematika (STEM). .

Selain pendidikan tinggi, kata dia, reformasi kurikulum juga harus dilakukan pada pendidikan vokasi, mengingat lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) dan program diploma masih mengalami tingkat pengangguran yang lebih tinggi dibandingkan lulusan jenjang lainnya.

“Hal ini menunjukkan adanya mismatch antara program vokasi di SMK atau perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berkembang,” ujarnya.

Selain itu, intervensi dan transformasi yang efektif di dunia pendidikan tinggi dapat memberikan dampak ekonomi yang besar, karena hasil pendidikan yang baru sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dapat meningkatkan produktivitas pekerja Indonesia secara signifikan.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPENAS) menyebutkan upaya tersebut dapat meningkatkan pendapatan dalam negeri (PDB) tahunan sebesar 1,5 poin persentase pada tahun 2030.

Selain itu, reformasi yang ditargetkan dapat mengurangi tingkat pengangguran dari 5,4 persen menjadi 3 persen pada tahun 2040 dan meningkatkan upah rata-rata pekerja menjadi 40 ribu USD pada tahun 2045 (633,92 juta rubel, nilai tukar 6/12 = 15,848 rubel).

Ia juga mengingatkan, upaya peningkatan produktivitas juga harus fokus pada pelibatan banyak kelompok marginal.

“Bersama perempuan, daerah pedesaan, dan penyandang disabilitas, mereka harus diberdayakan melalui program pendidikan yang tepat sasaran, seperti peningkatan partisipasi perempuan di bidang STEM,” tambah Didi Sukiadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *