JAKARTA (ANTARA) – Hubungan dengan saudara kandung paling tepat digambarkan sebagai hubungan “musuh”.
Suatu saat mereka berebut pesawat televisi, namun saat berikutnya mereka siap membela diri dari orang tua mereka.
Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam “The Journal of Gerontology: Series B” mengungkapkan manfaat kognitif dari hubungan dekat dengan saudara kandung.
Studi tersebut menemukan bahwa hubungan positif dari masa kanak-kanak hingga dewasa dapat membantu menjaga kemampuan kognitif di usia tua, Hindustan Times melaporkan pada hari Selasa.
Tak heran, saudara kandung bisa membuat kita tetap “waspada” di hari tua
Peneliti membagi interaksi masa kecil antar saudara kandung menjadi dua jenis: positif dan negatif.
Interaksi positif antara lain berupa dukungan, pelukan, saling membantu dan perilaku sehat lainnya yang mendukung kesehatan kognitif di hari tua.
Mereka yang memiliki hubungan positif di masa kanak-kanak, kemungkinan besar akan mempertahankan hubungan dekat saat dewasa
Sebaliknya, interaksi negatif, seperti pertengkaran atau konflik, mungkin tidak berdampak lebih besar pada dinamika hubungan di masa dewasa.
Yang lebih merusak hubungan saudara kandung adalah lingkungan keluarga yang tidak berfungsi, seperti kekerasan, penelantaran, atau konflik antar keluarga.
Dalam penelitian tersebut, hubungan saudara kandung di masa dewasa dinilai berdasarkan dua parameter utama, yaitu emosionalitas dan frekuensi hubungan.
Hubungan positif di masa kanak-kanak meningkatkan kemungkinan hubungan dekat di masa dewasa
Namun, hubungan negatif di masa kanak-kanak tidak berarti bahwa hubungan tersebut akan memburuk di masa dewasa
Sebaliknya, lingkungan keluarga yang penuh dengan kekerasan dan penelantaran mempunyai dampak yang lebih besar, sering kali mengasingkan saudara kandung.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa hubungan sosial yang positif, termasuk hubungan dengan saudara kandung, dapat mengurangi stres, meningkatkan fungsi kognitif, dan mendukung kesehatan mental secara keseluruhan.
Interaksi rutin antar saudara di masa dewasa, seperti melalui kunjungan atau panggilan telepon, merupakan faktor penting dalam mendukung kesehatan kognitif.
Hubungan ini memberikan rangsangan mental dan rangsangan emosional yang sangat dibutuhkan, yang membantu melindungi terhadap penurunan kognitif terkait usia.
Pengalaman masa kanak-kanak yang penuh tekanan merupakan penghalang utama bagi hubungan saudara kandung di masa dewasa
Kehilangan salah satu hubungan terdekat seumur hidup dapat berdampak buruk pada kesehatan kognitif, terutama jika pengalaman tersebut mengarah pada ketegangan hubungan atau bahkan keterasingan.
Saudara kandung, meski terkadang menyebalkan, nyatanya bisa menjadi “korban” bagi kesehatan mental dan usia kita.
Leave a Reply