Jakarta (Antara) – PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) yang dulu bernama Bank BTPN melaporkan laba penyaluran kredit sebesar Rp175,1 triliun pada kuartal III 2024.
Penyaluran pinjaman perseroan tumbuh sebesar 16 persen year-on-year (tahun ini), didorong oleh pinjaman OTO Group.
Direktur SMBC mengatakan penyaluran pinjaman pada segmen joint finance, genius, mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga meningkat sebesar 676 persen (YoY), 124 persen (YoY), dan 12 persen (YoY). Kepala Sekolah Indonesia Henoch Mudar mengatakan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Henock meyakini pertumbuhan pinjaman yang pesat ini menunjukkan kekuatan fundamental keuangan SMBC Indonesia dalam menjawab kebutuhan masyarakat.
Peningkatan pasokan kredit diimbangi dengan menjaga kualitas kredit dengan rasio kredit macet atau rasio kredit bermasalah (NPL) bruto sebesar 2,16 persen pada pertengahan September 2024.
Meski meningkat dari 1,47 persen tahun ke tahun (year-on-year) yang salah satunya dipengaruhi oleh non-performing loan (NPF) OTO Group, namun NPL SMBC Indonesia masih berada di bawah rata-rata industri yang sebesar 2,26 persen hingga akhir. -Agustus. 2024.
SMBC Indonesia menjaga rasio likuiditas dan pendanaan yang sehat. Per 30 September 2024, SMBC Indonesia mencatatkan Liquidity Coverage Ratio (LCR) sebesar 225,7 persen, Net Fixed Funds Ratio (NSFR) sebesar 119,4 persen.
Perseroan juga mencatatkan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 29,8 persen.
Selain itu, SMBC Indonesia juga meningkatkan pendapatan operasional sebesar 24 persen year-on-year menjadi Rp 12,97 triliun pada periode Januari hingga September 2024, kata Henoc.
Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 22 persen menjadi Rp 10,98 triliun yang didorong oleh peningkatan bunga pinjaman, pengalihan alat likuid, dan pendapatan bunga bersih OTO Group.
Pendapatan dari jasa bancassurance, kartu kredit, cash management serta perdagangan dan penjaminan juga memberikan kontribusi positif.
Aset SMBC Indonesia juga meningkat sebesar 17 persen (yoy) menjadi Rp 228,6 triliun pada akhir September 2024, mencerminkan kinerja yang konsisten dan kuat di tengah dinamika pasar.
Selanjutnya, SMBC Indonesia membukukan penurunan laba bersih setelah pajak (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,994 miliar pada Januari-September 2024 sebesar 4,8 persen (yoy).
Faktor penyebab penurunan laba bersih ini antara lain biaya kredit yang meningkat 45 persen (year-on-year) atau Rp 863 miliar, dan biaya operasional yang meningkat 27 persen (year-on-year) menjadi Rp 7 triliun.
“Beban-beban tersebut berasal dari perhitungan kredit dan beban operasional seiring dengan peningkatan volume bisnis, badan usaha yang dioperasikan oleh SMBC Indonesia dan pertumbuhan bisnis dari OTO Group,” jelas Henoch.
Sementara itu, SMBC Indonesia telah mencatat perkembangan signifikan dalam layanan digital melalui platform Genius yang kini memiliki 5,9 juta pengguna terdaftar, meningkat 16 persen dibandingkan tahun lalu.
Total penyaluran kredit (Flexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit Genius, Genius Payer) juga meningkat sebesar 112 persen (year-on-year) dari Rp1,3 triliun menjadi Rp3,3 triliun. Dana pihak ketiga yang dikelola Genius juga meningkat 11 persen (year-on-year) menjadi Rp 27,2 triliun.
Selain kinerja keuangan, SMBC Indonesia aktif melakukan inisiatif sosial melalui program Daya. Tahun ini, program ini bermitra dengan Learning Teacher Foundation (YGB) dalam inisiatif “Guru Kreatif yang Cerdas Secara Finansial”, yang bertujuan untuk memberikan pelatihan literasi digital dan keuangan kepada lebih dari 9.000 guru.
Program ini berupaya mendorong guru untuk mengeksplorasi pembelajaran mandiri dan penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dalam media pembelajaran.
Di akhir program, total 175 peserta akan dipilih sebagai pendidik kreatif cerdas finansial yang akan menjadi agen peningkatan literasi keuangan di ekosistem pendidikan.
“Total terdapat 7.659 kegiatan Kindness Program yang memberikan manfaat kepada 8,75 juta orang selama periode Januari-September 2024. Jumlah penerima manfaat tersebut meningkat 2,4 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Melihat dampak positif yang dirasakan jutaan orang di berbagai wilayah Indonesia , kami berharap dapat membantu lebih banyak pelanggan dan komunitas menjalani kehidupan yang lebih bermakna, Kami mengembangkan program belas kasihan agar kami dapat menikmatinya Akan dilanjutkan,” kata Henokh.
Leave a Reply