JAKARTA (ANTARA) – Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan dan Tajikistan Fajirol Rahman membahas kehadiran Indonesia di Kazakhstan dan Tajikistan saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI Sugiono di Jakarta, Selasa (3/12) mengenai kemajuan diplomasi.
Duta Besar Faguirol saat pertemuan
Berdasarkan siaran pers yang diperoleh KBRI Astana, Kamis (5/12), disampaikan kemajuan diplomasi Indonesia di Kazakhstan dan Tajikistan, serta perkembangan geopolitik di Asia Tengah dan Eurasia.
Dubes Fajroel juga menyampaikan selamat datang yang besar atas bergabungnya Indonesia ke dalam organisasi multilateral BRICS.
Pada kesempatan tersebut, Dubes Fagirol mengundang Presiden Prabowo dan Menlu Sugiono untuk melakukan kunjungan tingkat tinggi ke Kazakhstan dan Tajikistan.
Fajirol juga menyampaikan dukungannya terhadap visi politik luar negeri Presiden RI yang liberal, aktif, non-blok dan menjalankan amanah bab pembuka UUD 1945.
Dubes RI juga mendukung lima prioritas Menteri Sujiba, antara lain diplomasi ketahanan nasional, diplomasi ekonomi berbasis Pancasila, upaya peningkatan pengaruh Indonesia di kawasan dan global, serta penguatan perlindungan WNI dan peran diaspora, serta optimalisasi infrastruktur diplomasi.
Pada saat yang sama, Sugino Naga juga menyampaikan dukungannya terhadap pesatnya perkembangan gerakan Pencak Silat di Kazakhstan dan Tajikistan kali ini, serta mengundang Dubes Fadjroel untuk menghadiri Kejuaraan Pencak Silat Dunia di Abu Dhabi pada Desember 2024.
Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Indonesia, Dubes Fajroel bertemu dengan para pimpinan kementerian dan lembaga untuk membahas perkembangan diplomasi Indonesia di Kazakhstan dan Tajikistan, serta cara memaksimalkan kerja sama di kedua negara tersebut.
Fajroel juga bertemu dengan beberapa pebisnis Indonesia dan menjelaskan bahwa KBRI Astana telah menyiapkan “playing ground”.
Silakan masuk Kazakhstan, Tajikistan, Asia Tengah, dan Eurasia, ujarnya.
Dubes Fajroel juga memaparkan perkembangan perjanjian kerja sama bilateral antara Indonesia dan Kazakhstan seperti Bilateral Investment Treaty (BIT), Nota Kesepahaman KADIN-Atameken Kazakh, Nota Kesepahaman Energi, dan Nota Kesepahaman Mineral.
Selain itu, terdapat perjanjian multilateral yang dinilai akan memudahkan perusahaan Indonesia memasuki pasar Kazakhstan, Rusia, Armenia, Belarus, dan Kyrgyzstan, yaitu “Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Eurasia”.
Gagasan pembukaan pasar baru ini sejalan dengan apa yang disampaikan Perdana Menteri Sujino saat rapat dengar pendapat dengan Panitia I DPR di Kompleks DPR RI, Senin (12/2) yang fokus pada pengembangan pasar baru barang-barang Indonesia dan pengembangan pasar non-nasional. -pasar tradisional.
Leave a Reply