JAKARTA/BEIJING (ANTARA) – Shanti Nababan adalah seorang insinyur muda yang bekerja di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah.
Dia siap datang ke lab PT pagi-pagi sekali. QMB melakukan sejumlah inspeksi rutin untuk memastikan kelancaran jalur produksi produksi logam Bahan Energi Baru.
Shanti lulus dari Program Beasiswa Pendidikan Magister Metalurgi yang didanai bersama oleh Pemerintah Indonesia dan GEM CO., Ltd. dari Tiongkok dan Central South University of Hunan Province, Central China pada tahun 2022.
Setelah lulus, Shanti bekerja sebagai salah satu insinyur teknik pertama di Indonesia, mengoperasikan banyak peralatan inspeksi dan pengujian terkini di industri metalurgi.
Menurut Shanti, program pelatihan tingkat tinggi di Tiongkok dan pengalaman magang sebelumnya di perusahaan investasi Tiongkok telah memberikan dampak signifikan dalam dirinya menjadi seorang insinyur yang andal.
Seperti Shanti, sekitar 20 teman sekelasnya kini bekerja di beberapa perusahaan besar atau departemen pemerintah Indonesia, memelopori strategi pengembangan energi baru dan elektrifikasi, serta pengembangan pertambangan tingkat tinggi di Indonesia.
Saat ini, program yang diikuti Shanti berjumlah sekitar 100 mahasiswa Indonesia yang mempelajari metalurgi tingkat lanjut di bidang transportasi kereta api dan perdagangan internasional, dan sedang membuka kelas keempat.
Evan Cristiano masih ingat betapa serunya diterima mempelajari program pendidikan ini di tahun 2019.
“Waktu itu saya lulusan Universitas Hasanuddin. Jurusan saya insinyur mesin spesialisasi metalurgi. Suatu kehormatan besar bagi saya dan keluarga karena lamaran saya untuk belajar di China berhasil. Saya diwawancarai,” kata Evan.
Di Mororoali, Ivan sudah memiliki kemampuan mengoperasikan mesin reaktor metalurgi yang cukup kompleks. Ia mengatakan, teknologi hidrometalurgi pelindian asam bertekanan tinggi (HPAL) terkini dari China telah meningkatkan kapasitas pengolahan pertambangan nikel Indonesia secara signifikan.
Ribuan kilometer dari Morrowali, Elin Victoria sedang mengerjakan tesisnya di pusat pengembangan milik GEM di Jinmen, Provinsi Hubei.
Elin mengatakan bahwa teknologi metalurgi di Tiongkok adalah yang terdepan di dunia, dan setelah lulus, ia berharap dapat menerapkan ilmunya di Indonesia dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi negara.
Guo Zuei, wakil presiden Central South University, mengatakan kampusnya akan bekerja sama dengan pihak lain dan program metalurgi untuk mendidik mahasiswa Indonesia, meningkatkan kualitas mereka, dan meningkatkan hubungan kedua negara.
Luhut Binsar Panjatan, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, sebelumnya memuji mekanisme kerja sama yang menghubungkan industri, pendidikan, dan penelitian, serta berterima kasih kepada Tiongkok karena membantu mengembangkan pekerja terampil di industri baja Indonesia.
Luhut mengatakan para pekerja ini nantinya akan berperan penting dalam pengembangan industri material energi baru di Indonesia.
Agustus lalu, Laboratorium Riset gabungan China-Indonesia Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dibuka di Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung.
Menurut Guo, laboratorium tersebut akan menjadi tempat pelatihan penting bagi pertambangan masa depan dan pengembangan teknologi ramah lingkungan.
Ketua Dewan GEM Prof. Xu Kaihua mengatakan Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya nikel, namun masih kekurangan pekerja terampil di bidang metalurgi dan teknik pemurnian terkini.
Keahlian ini diperlukan untuk pengolahan laterit yang kandungan nikelnya relatif rendah.
Oleh karena itu, kami memutuskan untuk membuka sistem pendidikan di Tiongkok dan bekerja sama dengan pihak lain untuk menerapkan lokalisasi pendidikan dan teknologi bagi pelajar Indonesia,” kata Zhu Jiu.
Xu menambahkan bahwa program pendidikan ini diharapkan dapat melatih 100 dokter teknik, 1.000 insinyur, dan 10.000 pekerja terbaik di industri material energi baru dan metalurgi ramah lingkungan di Indonesia dalam waktu 6 tahun, sehingga membantu memperkuat tenaga kerja teknik Indonesia.
Salah satu peserta program, Rizki Wanaldi yang memilih melanjutkan studi doktoral di Central South University, mengatakan inovasi teknologi penting bagi pengembangan industri hilir Indonesia dan upaya negara mencapai pembangunan berkelanjutan.
“Saya memilih melanjutkan studi di sini. Saya berharap dapat memberikan kontribusi besar bagi perkembangan industri Indonesia di masa depan,” kata Rizki.
Leave a Reply