Jakarta (Antara) – Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Logistik dan Forwarding Indonesia (DPW ALFI) meminta peninjauan kembali penerapan tarif tol Sibitung-Cilinsing yang dinilai Jakarta terlalu mahal.
Ketua DPW ALFI Jakarta Adil Karim mengatakan tingginya tol akan membahayakan tujuan utama pembangunan jalan tol sepanjang 34 kilometer untuk memperlancar distribusi logistik antara Sibitung dan kawasan industri pelabuhan Tanjung Priok.
“Tarif yang lebih tinggi akan mendorong operator logistik memilih jalur Tol Sicampek-Priok yang lebih murah. Hal ini bertentangan dengan tujuan awal pembangunan Tol Sibitung-Silinsing,” kata Adil dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Menurut Adil, dengan tidak dialihkannya kendaraan logistik ke Tol Sibitung-Silinsing, kemacetan di Tol Cikampek tidak akan teratasi sehingga kinerja tol baru tidak maksimal.
Oleh karena itu, ia meminta pemerintah mengingat kembali prinsip utama di balik keberadaan jalan tol, yakni memperlancar akses logistik dari pelabuhan ke kawasan industri atau sebaliknya.
“Tol ini justru akan menjadi beban baru bagi pelaku usaha logistik dengan tarif yang begitu tinggi. Misalnya untuk kendaraan Golongan II dan III tarif tol sepanjang 34 kilometer mencapai Rp 102.500. Sedangkan untuk kendaraan Golongan III di JORR, 1 , yaitu 66 kilometer, hanya Rp 102.500,” ujarnya.
Dia mengatakan dengan tarif yang tinggi maka biaya operasional perusahaan logistik akan tinggi.
“Bahkan, saat ini kami berkomitmen untuk menekan biaya logistik di semua lini,” kata Adil.
ALFI menilai kinerja jalan tol belum tercapai dalam menekan waktu tempuh dan biaya distribusi barang.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, DPW ALFI mengimbau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pengelola jalan tol segera melakukan dialog dengan pihak logistik.
Penyesuaian tarif dinilai penting agar kehadiran tol ini memberikan manfaat optimal bagi sektor logistik nasional.
Leave a Reply