Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

Komisi VII DPR minta pemerintah genjot riset industri anggur lokal

Denpasar (ANTARA) – Komisi VII DPR RI meminta pemerintah menggenjot penelitian pengembangan industri minuman beralkohol dan wine untuk mendukung komponen yang 100 persen bahan lokal.

“Ke depan Kementerian Perindustrian akan melakukan kajian untuk melihat daerah mana saja yang masih bisa ditanami anggur,” kata Evita Nursanty, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, saat melakukan kunjungan kerja saat istirahat di Denpasar, Bali, pada hari Sabtu.

Sebanyak 19 anggota Komisi VII DPR RI mengunjungi kilang anggur lokal di Bali yaitu Hatten Wines yang berkantor pusat di Sanur, Denpasar.

Berdasarkan hasil kunjungan tersebut, kata dia, produsen yang tergolong Industri Kecil Menengah (UKM) tersebut saat ini memproduksi wine yang 50 persen bahannya bersumber dari dalam negeri dan 50 persen sisanya masih diimpor. anggur dari Australia.

Ada pula anggur lokal yang ditanam dan dipasok dari Kabupaten Buleleng Bali, tersebar di Desa Pemuteran, Sanggalangit dan Seririt.

Selain itu, DPR Senayan juga berharap pemerintah mendorong penggunaan produk dalam negeri pada hotel dan restoran melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperini).

Terkait upaya tersebut, Putu Juli Ardika, Direktur Jenderal AgroIndustri Kementerian Perindustrian, dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa salah satu tugas dan tugas (tupoksi) Kementerian Perindustrian adalah menjamin ketersediaan bahan baku.

Ia juga berharap wine yang dibutuhkan untuk minuman tersebut dapat dipasok di dalam negeri, karena hal ini akan memudahkan industri dalam mengelolanya, baik dari segi administrasi maupun biaya.

“Tugas utama kementerian adalah menjamin ketersediaan bahan baku, ini salah satunya. “Kalau kita lihat industrinya sangat tertarik (kebutuhan) bisa datang dari dalam negeri,” ujarnya.

Sementara itu, CEO PT Arpan Bali Utama (Hatten Wines) Ida Bagus Rai Budarsa menjelaskan, pihaknya mengelola kebun anggur seluas 30 hektare dan 30 hektar lahan lainnya bekerjasama dengan petani untuk menghasilkan 10 varietas wine, salah satunya adalah anggur hitam khas Buleleng. variasi.

Ia mengatakan, dibutuhkan sekitar 1.400 ton anggur dalam setahun, 700 ton di antaranya untuk produk Hatten yang menggunakan anggur lokal, dan sisanya anggur impor untuk produk premium.

Ida menjelaskan salah satu tantangan terbesarnya adalah pengembangbiakan varietas anggur premium dari luar negeri, yang tidak semuanya tumbuh di Bali. Salah satu bibit anggur yang berhasil ditanam di Buleleng, Bali adalah Solaris yang berasal dari Jerman.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, sesuai izin Hatten Wines, kapasitas produksi wine Kelas B mencapai 2,1 juta liter.

Sementara itu, pada tahun 2023, realisasi produksi akan mencapai 1,3 juta liter, dan pada tahun 2024, perusahaan berencana mengambil sekitar 1,9 juta liter wine untuk memproduksi wine yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar, 85 persen di antaranya akan diperoleh dari sektor pariwisata. sektor pada tahun 2024. Bali.

Yang juga diklasifikasikan sebagai Kelas A adalah minuman beralkohol dengan kandungan alkohol kurang dari lima persen, termasuk bir, Kelas B berkisar antara 5 hingga 20 persen sebagai anggur, dan Kelas C di atas 20 persen untuk minuman beralkohol/wiski.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *