Yerusalem (ANTARA) – Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah Lebanon, yang dinegosiasikan melalui upaya diplomatik Amerika Serikat dan Prancis, mulai berlaku pada Rabu pukul 04.00 waktu setempat (02.00 CET).
Berdasarkan perjanjian tersebut, Angkatan Bersenjata Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan dalam 60 hari, ketika Israel secara bertahap akan menarik pasukan yang tersisa.
Kesepakatan itu juga mengharuskan Hizbullah untuk memindahkan pasukannya ke utara Sungai Litani.
Presiden AS Joe Biden menegaskan bahwa meskipun tidak akan ada pasukan AS di Lebanon selatan, “kami, bersama dengan Prancis dan negara-negara lain, akan memberikan bantuan yang diperlukan untuk memastikan implementasi perjanjian ini secara penuh dan efektif.”
“Warga sipil di kedua belah pihak akan segera dapat kembali ke komunitas mereka dan mulai membangun kembali rumah, sekolah, pertanian, bisnis, dan kehidupan mereka,” kata Biden.
Menurut laporan, antara 5.000 dan 10.000 tentara Lebanon akan dikerahkan di daerah antara perbatasan Israel-Lebanon dan Sungai Litani. Tujuan pengerahan tersebut adalah untuk mencegah kelompok bersenjata mempersenjatai kembali sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Sedikitnya 55 orang tewas dalam serangan Israel di Lebanon pada hari Senin, sehingga jumlah korban tewas menjadi 3.823 sejak Oktober 2023, kata menteri kesehatan Lebanon pada hari Selasa.
160 orang lainnya terluka dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah korban luka menjadi 15.859 orang.
Dalam beberapa jam terakhir, serangan udara Israel terhadap ibu kota Lebanon, Beirut dan pinggiran selatannya, serta di provinsi selatan dan timur negara itu, meningkat, menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka.
Hizbullah melancarkan serangkaian serangan rudal balistik, roket, dan drone terhadap Israel tak lama setelah kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan lintas batas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Kelompok Lebanon mengatakan hal itu bertujuan untuk menunjukkan solidaritas dengan Hamas dan rakyat Gaza dan mendesak Israel untuk memberlakukan gencatan senjata di wilayah pesisir yang terkepung.
Israel merespons dengan serangan udara besar-besaran terhadap negara kecil di Mediterania terhadap sasaran yang diidentifikasi sebagai Hizbullah.
Pada bulan Oktober, Israel memperluas serangannya dengan invasi darat ke Lebanon.
Sumber: Anadolu-OANA
Leave a Reply