Jakarta (ANTARA) – PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) secara berkelanjutan di seluruh industrinya untuk mencapai tujuannya menjadi pemain global di industri berlian.
“Untuk memenuhi standar pasar internasional, Ceria Group siap memproduksi produk nikel ramah lingkungan yang didorong oleh energi ramah lingkungan,” kata CEO Ceria Group Derian Sakmivata dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Derian mengatakan Ceria Group telah memperoleh sertifikat energi terbarukan (REC) dari PT PLN, yang berarti listrik yang digunakan smelter Ceria Group 100 persen bersih dan menggunakan energi terbarukan.
“Saat ini listrik bersih milik PLN yang berasal dari pembangkit listrik sudah terpakai. Selain itu, Pembangkit Listrik Nusantara II (BMPP) yang dipasang di kapal listrik terapung atau tongkang sudah berada di pelabuhan Ceria Group dan bersiap menyuplai listrik ke Merah. Baru-baru ini meresmikan pabrik smelter Putix “BMPP Nusaantara II berkapasitas 60 MW dengan menggunakan minyak 100 persen,” ujarnya.
Tungku Listrik Putar Persegi Panjang (RKEF) smelter Merah Putih merupakan salah satu proyek internasional (PSN).
Smelter yang berada di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara ini sedang dalam tahap akhir commissioning dan pembangunan High Pressure Acid Solution (HPAL).
Menurut Derian, smelter Merah Putih Ceria Group akan menjadi smelter terintegrasi pertama di Indonesia. Pengiriman dan pengolahan bijih nikel dilakukan di IUP PT Ceria Nugraha Indotama.
Smelter dibangun dengan standar berkelanjutan, sehingga prinsip-prinsip ESG diperhatikan dalam setiap tahapan produksi.
Dengan teknologi yang digunakan, perusahaan yakin smelter ini akan mampu mengurangi limbah dan kerusakan serta mengelola lingkungan dengan lebih baik.
“Hal ini sejalan dengan visi Ceria Group untuk menjadi pionir industri nikel yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia,” tambah Derian.
Menurutnya, dengan adanya smelter Merah Putih, Ceria tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia di industri baja global, tetapi juga memastikan seluruh manfaat ekonomi nikel dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
“Kami bangga menjadi bagian dari layanan yang ingin diberikan nilai tambah oleh negara dan menumbuhkan bisnis yang mandiri dan berdaya saing tinggi di pasar global,” kata Derian.
Leave a Reply