JAKARTA (ANTARA) – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan capaian program restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) merupakan bukti nyata kerja sama pemerintah.
Untuk itu, Erick pun memuji sejumlah pihak yang mendukung pelaksanaan program restrukturisasi Jiwasraya.
Erick dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Rabu, mengatakan, “Apresiasi ini khususnya ditujukan kepada Kementerian Keuangan dan Kejaksaan Agung yang telah sangat terkoordinasi dan bekerja sama dengan kami untuk ‘menyelamatkan hak-hak pengambil kebijakan’.
Erick juga mengapresiasi jajaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Intelijen Keuangan (BPK), dan pengambil kebijakan lainnya yang telah menjadi mitra strategis pemerintah untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap Tanah Air. sektor asuransi nasional. .
Menteri BUMN juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengambil kebijakan, baik yang berpartisipasi maupun yang tidak mengikuti program restrukturisasi Jiwasraya.
Dia menjelaskan, pelaksanaan program restrukturisasi Jiwasraya tidak lepas dari kepercayaan yang diberikan seluruh pemegang polis Jiwasraya kepada pemerintahan baru dan pemerintahan Jiwasraya.
Oleh karena itu, atas komitmen nyata pemerintah, pemegang polis Jiwasraya yang tidak ikut serta atau yang saat ini hanya memiliki 0,01 persen, bisa segera mengikuti program restrukturisasi Jiwasraya, sehingga manfaat polisnya dapat diperoleh, kata Erick, yang menyatakan bisa diselamatkan.
Hingga akhir November 2024, program restrukturisasi Jiwasraya telah diikuti oleh 314.322 atau 99,9% dari total polis asuransi Jiwasraya.
Jumlah tersebut meliputi 5.688 polis kategori bisnis, 291.300 polis kategori personal, dan 17.334 polis kategori asuransi. Jika dihitung ulang, program restrukturisasi Jiwasraya mempertemukan lebih dari 2,4 juta peserta.
Program Struktur Asuransi Jiwasraya merupakan program yang bertujuan untuk menyelamatkan keuntungan politik guna menghindari potensi kerugian yang juga akan diderita oleh pengambil kebijakan dan negara.
Hal ini terjadi setelah kondisi likuiditas perseroan terus tertekan selama bertahun-tahun.
Leave a Reply