Kabar Harapan

Memberikan Informasi Terupdate Dalam Negri & Luar Negri

APHR sebut Myanmar menjadi isu HAM terbesar di Asia Tenggara saat ini

Denpasar (ANTARA) – Ketua Majelis Parlemen ASEAN untuk Hak Asasi Manusia (APHR) Charles Santiago menilai permasalahan terbesar di Asia Tenggara saat ini adalah Myanmar.

“Ini masalah besar yang selalu kita coba hindari tapi harus kita hadapi,” kata Santiago dalam konferensi pers APHR di Denpasar, Minggu.

Ia berpendapat Indonesia bisa mengusulkan Malaysia sebagai ketua ASEAN 2025, mengundang Dewan Permusyawaratan Persatuan Nasional (NUCC), Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar (NUG) untuk ikut serta dalam perundingan ke depan.

Santiago mengatakan pembicaraan selama empat tahun dengan junta tidak membuahkan hasil dan situasi di Myanmar lebih buruk dari sebelumnya.

Ia menilai pemerintah Myanmar telah kehilangan legitimasinya dan mengatakan tanpa legitimasi tidak ada dasar untuk bernegosiasi dengan pemerintah, sementara NUG dan kelompok etnis dan oposisi lainnya sedang meraih kekuasaan.

“Saya pikir setelah empat tahun, inilah waktunya untuk memikirkan kembali dialog politik dan perlu diperluas ke partai-partai lain di kawasan ini,” kata Santiago.

“Jika ASEAN tidak memimpin Myanmar, maka Tiongkok akan memimpin,” kata Santiago.

“China kini bergerak sangat agresif di Myanmar dan mereka telah meminta pemerintah Myanmar untuk mengadakan pemilu pada Oktober 2025 dan ini akan menjadi tantangan besar bagi ASEAN dan masa depan ASEAN,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, mantan Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromia juga mengomentari sikap ASEAN terhadap konflik Israel-Palestina.

Piromia mengatakan sudah saatnya presiden baru Indonesia berkumpul dengan seluruh negara ASEAN lainnya untuk berbicara satu suara di PBB.

Sebagai negara anggota ASEAN yang paling penting, kata Piromia, sebagai negara demokratis dan negara dengan jumlah penduduk terpadat di ASEAN, Indonesia perlu memimpin atas nama ASEAN terkait konflik Israel-Palestina.

Meski demikian, Piromia tidak banyak bicara mengenai mekanisme kepemimpinan Indonesia atas nama ASEAN terkait konflik Palestina dan Israel.

Hak Asasi Manusia Parlemen ASEAN (APHR) mengadakan pertemuan pers dengan topik “Anggota Parlemen dalam Risiko dan Tantangan terhadap Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Asia Tenggara” di Denpasar, Bali.

Acara ini diadakan untuk meningkatkan kesadaran mengenai tantangan yang dihadapi demokrasi dan hak asasi manusia di negara-negara Asia Tenggara, khususnya Myanmar.

APHR terus menyerukan kepada seluruh pemangku kepentingan dan mitra internasional untuk meningkatkan upaya kolektif untuk melindungi anggota parlemen dari ancaman di kawasan ASEAN.

Upacara tersebut dihadiri oleh mantan Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromia, Ketua APH Partners dan mantan Anggota Parlemen Malaysia Charles Santiago, serta mantan Anggota Lok Sabha Indonesia Tafik Basari.

Anggota parlemen Filipina Perancis Castro, anggota parlemen Thailand Chontika “Lookket” Jangru dan anggota parlemen Malaysia Sirlina Abdul Rashid juga menghadiri acara tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *