Oviedo (ANTARA) – Sedikitnya 211 korban banjir besar di Provinsi Valencia, Spanyol timur, berhasil dievakuasi, sementara banyak wilayah terdampak masih terisolasi oleh puing-puing yang mengapung.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Sabtu (2/11) menyebut banjir akibat badai pada Selasa (29 Januari 2010) sebagai “bencana alam terbesar dalam sejarah Spanyol”.
Meski ratusan korban berhasil dievakuasi, diakuinya masih ada beberapa korban hilang yang belum ditemukan.
“Saya tahu bahwa operasi tanggap bencana yang sedang berlangsung tidaklah cukup. Kita menghadapi banyak masalah besar: layanan publik hancur, kota-kota tertutup lumpur dan warga masih berusaha mencari anggota keluarga mereka,” kata Sanchez.
“Kita harus berbuat lebih baik,” katanya dalam pernyataan yang disiarkan di televisi lokal.
Sanchez kemudian mengumumkan bahwa dia akan meningkatkan operasi tanggap darurat di Valencia sebanyak 5.000 personel mulai Minggu, menandai pengerahan militer terbesar dalam sejarah masa damai Spanyol.
Pemerintah Spanyol juga mengerahkan kapal besar di pelabuhan Valencia untuk kamp pengungsi dan fasilitas medis.
Depo jenazah, pasokan bantuan dan personel khusus juga dikerahkan untuk memulihkan jalan, sistem listrik dan air.
Sejak Minggu, sekitar 10.000 petugas polisi telah dikerahkan untuk melindungi daerah yang terkena bencana.
Menurut Sanchez, petugas keamanan menyelamatkan sekitar 4.800 warga dan membantu 30.000 warga lainnya yang tinggal di rumahnya.
Namun skala bencana ini menunjukkan kuantitas yang dikerahkan masih belum mencukupi. Bantuan yang dikirim membutuhkan waktu lama untuk sampai di lokasi, kata perdana menteri Spanyol.
Sementara itu, ribuan relawan turun tangan membantu korban banjir, membawa makanan dan air, serta sekop untuk membersihkan lumpur yang menutupi jalanan.
Kepala Daerah Valencia, Carlos Mazon, bahkan meminta para relawan pulang karena jumlahnya terlalu banyak. Namun pada hari Sabtu pemerintah setempat mendirikan pusat sukarelawan untuk membantu koordinasi.
Di hari yang sama, pemerintah Valencia juga melarang hampir semua perjalanan darat ke daerah yang terkena bencana.
Dampak buruk banjir Valencia langsung memicu kritik luas terhadap pemerintah Spanyol.
Kritik terbesar ditujukan pada terlambatnya peringatan pemerintah setempat mengenai keadaan darurat, kondisi banjir yang parah, dan lamanya waktu yang dibutuhkan petugas penyelamat untuk tiba di lokasi bencana, yang tidak jauh dari Valencia, salah satu kota terbesar di Spanyol.
Beberapa tokoh oposisi mempertanyakan mengapa pemerintah pusat tidak mengumumkan keadaan darurat untuk memfasilitasi tanggap bencana yang terkoordinasi, sementara yang lain menunjuk pada kelalaian badan meteorologi Spanyol.
Pemerintah daerah pun tak luput dari kritik masyarakat atas lambannya mereka dalam memberikan bantuan kepada korban bencana.
“Waktunya telah tiba untuk melihat apa yang salah, untuk memikirkan bagaimana kita dapat meningkatkan respons kita terhadap bencana sebesar ini dan untuk merefleksikan pentingnya layanan publik, perlunya menghormati saran ilmiah dan realitas perubahan iklim. “kata Sanchez. katanya
“Tetapi sekarang kita harus menjadi satu negara. Musuh kali ini hanyalah kehancuran akibat bencana ini,” ujarnya.
Sanchez mengatakan persatuan penting karena kehidupan masyarakat, kehormatan para korban, martabat negara dan masa depan seluruh kawasan dipertaruhkan.
Setelah pihak berwenang mencatat semua kerusakan yang terjadi, katanya, banjir Valencia bisa menjadi yang terburuk dalam sejarah Eropa pada abad ini.
Selain tingginya jumlah korban, bencana badai dan banjir di Valencia juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah.
Kerusakan dilaporkan terjadi pada rel kereta api, terowongan dan jalan raya, serta kawasan industri, pusat perbelanjaan dan kawasan pemukiman.
Mobil-mobil dan puing-puing yang terendam banjir belum berhasil disingkirkan dari daerah yang terkena bencana.
Sumber: Anadolu
Hujan setahun dalam satu hari, Spanyol dilanda banjir terparah
Leave a Reply